otomotif

Penyebab Penjualan Mobil Hybrid di Indonesia Menurun, Pengamat Otomotif Sebut 3 Hal Jadi Penyebab

Rabu, 25 Juni 2025 | 12:20 WIB
Spesial bagi pengguna Almaz, tersedia program additional trade in value sebesar Rp5.000.000 yang ingin mengganti kendaraannya menjadi New Almaz RS Pro atau New Almaz RS Pro Hybrid. Foto: Wuling

KONTEKS.CO.ID - Keyakinan terhadap pertumbuhan kendaraan ramah lingkungan atau hybrid di Indonesia kembali diuji.

Pada Mei 2025, penjualan mobil hybrid dan listrik murni (BEV) tercatat mengalami penurunan cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan total penjualan mobil hybrid bulan lalu hanya mencapai 4.355 unit.

Jumlah ini turun 3,2 persen dibandingkan April yang mencatatkan 4.500 unit.

Baca Juga: Fazzio Hybrid Meluncur dengan Warna Baru, Inovasi Kosmetik Yamaha di Tengah Minimnya Terobosan

Tren serupa juga terjadi pada mobil listrik murni.

Penjualannya mengalami penurunan lebih tajam 14 persen secara bulanan.

Hal ini mencerminkan perlambatan minat pasar terhadap kendaraan tanpa emisi tersebut.

Penurunan ini menjadi sinyal bahwa adopsi kendaraan ramah lingkungan belum sepenuhnya mengakar di masyarakat.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Hyundai Palisade Hybrid, SUV Mewah Berteknologi Canggih

Meski berbagai insentif telah ditawarkan, tantangan dari sisi harga, infrastruktur, dan preferensi konsumen masih menjadi penghambat utama.

Gaikindo belum memberikan penjelasan rinci soal penyebab penurunan.

Namun, pengamat industri menilai faktor musiman, strategi distribusi pabrikan, hingga keterbatasan model yang tersedia ikut berperan.

Di tengah ambisi besar pemerintah untuk mendorong elektrifikasi, tren ini menjadi alarm penting bagi seluruh pemangku kepentingan.***

Tags

Terkini

China Perketat Aturan Gagang Pintu Kendaraan Listrik

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:21 WIB