KONTEKS.CO.ID – Tiga pemilik Tesla gugat Musk karena diduga ngibul atau berbohong soal jarak tempuh dari kendaraan listriknya.
Mereka adalah pemilik Tesla di California, AS. Ketiganya telah menggugat Tesla alias Elon Musk dalam gugatan class action, lapor insideevs, Minggu 6 Agustus 2023.
Konsumen menyebut Tesla bersalah karena mengiklankan perkiraan jarak tempuh EV-nya secara berlebihan.
Mengutip Reuters, gugatan diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California. Tesla kabarnya telah membentuk “Tim Pengalihan” di Nevada untuk membatalkan sebanyak mungkin janji temu terkait jangkauan.
Alasannya, perusahaan kewalahan oleh keluhan pemilik dengan kisaran jarak tempuh yang lebih rendah daripada yang terpantau oleh indikator in-dash.
Laporan yang sama mencakup klaim bahwa 10 tahun lalu Tesla menulis algoritme untuk pengukur jarak di dasbor. Ini akan menunjukkan proyeksi optimistis kepada pengemudi untuk jarak yang dapat tertempuh dalam sekali pengecasan.
Sumber klaim itu mengatakan, arahan untuk menyajikan perkiraan kisaran optimistis berasal dari CEO Tesla, Elon Musk.
Reuters menulis, tidak dapat menentukan apakah Tesla masih menggunakan algoritme yang meningkatkan perkiraan kisaran.
Pemilik Tesla Gugat Musk, Jarak Tempuh Ngaco
Dalam gugatan yang terdaftar di California, ketiga penggugat menuduh Tesla melanggar jaminan kendaraan dan terlibat penipuan dan persaingan tidak sehat.
Mereka menyoroti contoh ketika Tesla mereka gagal mencapai rentang promosi atau iklan. Mereka telah mengeluh kepada perusahaan dan sayangnya tanpa hasil.
Misalnya, pemilik Model Y, James Porter dari Petaluma, California. Dia mengklaim, dalam satu perjalanan dia kehilangan jarak tempuh sekitar 182 mil. Padahal, hanya mengemudi sejauh 92 mil.
Gugatan tersebut meminta status class action untuk mewakili “semua orang di California yang membeli kendaraan Tesla Model 3, Model S, Model Y, dan Model X yang baru”.
Penggugat menuntut ganti rugi yang tidak tertentukan. Seorang pengacara yang mewakili pemilik Tesla mengatakan, merek memiliki kewajiban untuk mengirimkan produk sesuai materi iklan.
“Seandainya Tesla jujur ​​mengiklankan rentang kendaraan listriknya, konsumen tidak akan membeli kendaraan model Tesla, atau akan membayar jauh lebih sedikit untuk itu,” mengutip dari gugatan class action tersebut.
Tesla juga menghadapi tuntutan hukum dan pengawasan regulasi atas Autopilot ADAS dan teknologi “Full Self-Driving”.
Selain itu, seorang pemilik California Tesla juga mengajukan gugatan class action konsumen pada bulan April. Ini karena laporan Reuters yang mengklaim karyawan Tesla telah berbagi gambar dan video sensitif sistem pesan internal oleh kamera mobil.
Gugatan itu menuduh Tesla melanggar privasi pelanggannya. Tesla membantah tuduhan itu. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"