KONTEKS.CO.ID – Masa suram Yamaha di MotoGP sedang terjadi. Apakah mereka bakal mengikuti jejak Suzuki pergi dari kelas bergengsi?
Masa suram Yamaha di MotoGP mereka akui bahwa mereka bikin kesalahan dalam pengembangan motor dan tertinggal dari sisi aerodinamika ketimbang tim-tim pabrikan Eropa (Ducati, KTM, Aprilia).
Tim berlambang garputala dari Iwata, Jepang, tersebut juga mengakui mereka kini sedang dalam kesulitan dan masa-masa suram.
Bahkan Valentino Rossi mengalami “masa-masa sulit” di Yamaha, Massimo Meregalli mengatakan tentang musim MotoGP mereka yang menyedihkan sejauh ini.
Kemerosotan Yamaha
Fabio Quartararo mengantarkan gelar juara dunia MotoGP 2021 dan bersaing sengit dengan Francesco Bagnaia sebelum kalah di MotoGP 2022.
Tetapi sejak itu peruntungan mereka anjlok. Quartararo hingga seri 8 MotoGP 2023 berada di urutan kesembilan klasemen. Sedang rekan setimnya Franco Morbidelli di urutan ke-11, dengan hanya satu podium di antara mereka.
“Kami mengalami masa-masa sulit lainnya, seperti dengan Vale dan Maverick Vinales,” beber direktur tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli, kepada Marca.
Yamaha identik dengan tahun-tahun kejayaan Rossi – bersama-sama, mereka bergabung untuk memberi pembalap legendaris empat kejuaraan kelas utamanya.
Tetapi mereka meminta maaf kepada pembalap mereka setelah 25 balapan tanpa kemenangan antara 2017 dan 2018. Musim ini terasa suram bagi Yamaha.
“Yang pasti, ini merupakan awal musim yang sama sekali berbeda dari yang kami harapkan,” tutur Meregalli.
“Kami melakukan beberapa pengujian musim dingin yang bagus, di mana kami puas dengan semua pekerjaan yang telah dilakukan di Jepang,” urai Meregalli.
“Tetapi kami telah belajar, tidak memiliki pengalaman dengan aerodinamika, bahwa tidak cukup hanya meningkatkan downforce dan kecepatan, Anda juga perlu mengetahui cara membelokkan motor, karena dengan apa yang terjadi musim dingin ini, kami meningkatkan downforce, kecepatan maksimum, tetapi kemudian motornya tidak menikung,” lanjutnya.
“Ketika kami harus melakukan homologasi paket aerodinamis pertama, kami harus kehilangan sedikit kecepatan tertinggi dan kembali ke spesifikasi tahun 2021 untuk setidaknya memiliki pengendalian. Itu mengecewakan. Karena kami memiliki tujuan lain,” jelas Meregalli.
“Bagi saya, tidak perlu membicarakan krisis. Karena, mungkin, kami telah mengarahkan pengembangan ke arah yang salah dan kami membayar sedikit pengalaman dengan aerodinamika saat yang lain memulai jauh sebelum kami dan sekarang kami membayar untuk penundaan itu,” kata Meregalli lagi.
“Kami harus melakukan yang terbaik dengan apa yang kami miliki hingga balapan berikutnya, kami harus siap, dengan tim yang kami miliki, untuk memanfaatkan masalah yang dimiliki orang lain, seperti yang terjadi di Austin,” tambahnya.
“Namun ketika ada kesempatan, itu tidak selalu tercapai karena pembalap kami selalu dipaksa untuk memaksakan diri hingga batasnya dan itu membuat Anda melakukan kesalahan,” papar Meregalli.
Apakah Yamaha bakal ikuti Suzuki mundur dari MotoGP?
MotoGP kehilangan Suzuki, dan sekarang sesama pabrikan Jepang mereka, Yamaha dan Honda merana di bawah rekan-rekan Eropa mereka.
“Sekarang, saingan kami, terutama pabrikan dari Eropa, telah melakukan lompatan yang sangat besar,” imbuhnya.
“Aneh melihat tiga pabrikan Eropa di atas (klasemen) dan dua (produsen) Jepang mengalami kesulitan,” kata Meregalli lagi.
“Tentunya kami harus mengambil langkah untuk mengubah metode kerja. Kami sedang mengerjakan itu,” kata Meregalli berkoar.
“Itu klise, tapi kami harus menyatukan cara orang Jepang dengan cara orang Eropa. Karena kami sudah memiliki basis di Italia, dengan insinyur Eropa,” tambahnya.
“Kami harus menyatukan mereka untuk memiliki keunggulan. Kami sedang melakukannya,” kata Meregalli sesumbar.
“Saya berharap hasilnya akan terlihat dalam waktu dekat, meskipun ini tidak berarti dalam waktu dekat tahun ini,” tukasnya.
Apakah Yamaha akan mengikuti Suzuki pergi dari MotoGP?
“Tidak, saat ini, tidak ada tanda sedikitpun bahwa Yamaha memutuskan untuk pergi,” tegas Meregalli.
“Kami sudah membicarakan peraturan 2027 dan kami memiliki kesepakatan dengan Dorna,” tandasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"