KONTEKS.CO.ID – Sepanjang 2022 terjadi banyak serangan siber dan kebocoran data di Indonesia seperti peretasan data BSSN.
Hingga sosok anonimus Bjorka yang diduga menjadi salah satu aktor utama dan membuat pemberitaan terkait keamanan siber menjadi perhatian luas masyarakat. Kata Bjorka masuk dalam daftar kata kunci yang paling banyak dicari oleh orang Indonesia sepanjang tahun 2022 di pencarian google.
“Tahun 2022 juga ditandai dengan peretasan terhadap BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Peristiwa ini menjadi perhatian serius masyarakat mengingat BSSN adalah perwajahan keamanan siber Indonesia,” kata chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) Pratama dalam keterangan tertulis, Selasa 27 Desember 2022.
Pratama menambahkan, Bjorka di 2022 menjadi aktor utama pemberitaan tentang kebocoran data dan peretasan. Bjorka menjual dan mengupload data dari peudlilindungi, mypertamina, PLN, sampai data registrasi sim card Kominfo.
“Tindakan Bjorka ini membuat heboh tanah air di pertengahan 2022. Bahkan Bjorka dituduh beraksi agar UU PDP disahkan dan anggaran BSSN dinaikkan,” ujarnya.
Meski begitu menurutnya tuduhan pada Bjorka ini berlebihan. Karena Bjorka metupakan pemain lama dalam jual beli data leaks. Yang sebelumnya dilakukan di raidforums dan breached.to hingga akhirnya ditakedown oleh berbagai lembaga, termasuk FBI-nya Amerika Serikat.
“Bahkan setelah Bjorka dituduh sebagai aktor untuk menaikkan anggaran BSSN, dia langsung mengupload data pribadi Kepala BSSN sekedar untuk membuktikan bahwa dia bukan state actor,” jelasnya.
Terlepas dari itu semua, menurut Ratama serangan siber sepanjang tahun 2022 ada hikmahnya. Dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya keamanan data pribadi.
Hal serupa pun mulai disari oleh pemerintah dan DPR. Yang akhirnya menghasilkan undang undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).
Padahal selama ini isu keamanan data dan dunia siber sama sekali tidak seksi dan tidak diperhatikan masyarakat dan para stakeholder di tanah air.
“Meski banyak peretasan dan kebocoran data yang cukup besar, namun 2022 juga harus diingat sebagai tahun kelahiran UU PDP, meski masih banyak kekurangan disana sini. 2022 juga diingat dengan helatan G20 yang berhasil, meski ada serangan siber namun tidak sampai merusak jalannya agenda utama G20,” paparnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"