KONTEKS.CO.ID – Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyesalkan peristiwa pelemparan telur dan kaos kaki busuk di lokasi Safari Anies Baswedan saat di Aceh.
“Partai Demokrat mengecam keras aksi provokatif dan tak bertanggung jawab berupa pelemparan telur busuk dan kaos kaki di Aceh,” kata Kamhar melalui keterangan tertulis, Senin 5 Desember 2022.
Kamhar menegaskan, aksi tersebut merupakan tindakan pengecut dan tak bertanggung jawab, dari pihak-pihak yang tak menghendaki dan ketakutan akan kuatnya arus perubahan.
“Ini bukan gaya politik Aceh, bukan pula gaya politik masyarakat Indonesia diberbagai daerah lainnya dalam merespon perbedaan politik. Kita sudah menjalani berulang kali Pemilu namun tak ada praktek serendah dan sehina ini sebelumnya,” tegasnya.
Kamhar menilai, berbagai cara dilakukan untuk menjegal aspirasi dan konsolidasi politik untuk perubahan. Mulai dari persoalan perizinan dan kini aksi teror berupa pelemparan.
“Setelah gagal narasi fitnah dan hoax membendung aspirasi perubahan, kini bergeser pada aksi-aksi fisik yang bisa memicu terjadinya gesekan dimasyarakat. Kami meminta agar aparat bertindak cepat dan profesional agar peristiwa serupa tak terulang dan menular kedaerah lainnya,” paparnya.
Kamhar, mengajak masyarakat agar tak terpancing dan bisa menahan diri, karena bukan tidak mungkin ada kekuatan yang ingin membenturkan sesama masyarakat agar terjadi kekacauan yang bisa menjadi pintu masuk untuk penundaan Pemilu.
“ Jangan sampai itu terjadi. Masyarakat harus melakukan kontrol demokrasi atas kekuasaan,” ucapnya.
Ia juga meminta Presiden Jokowi untuk berhenti meng-endorse Capres dan Cawapres, karena selain tidak etis, itu juga berpotensi besar mencederai demokrasi.
“Biarkan proses politik berjalan secara alamiah agar Pak Jokowi memiliki legacy demokrasi yang baik yang selama ini tercatat mengalami kemunduran,” ujarnya.
Menurutnya, tak ada salahnya Jokowi belajar dari SBY menjadi negarawan yang di penghujung masa jabatannya memastikan demokrasi terjaga dan Pemilu berlangsung demokratis.
“Tak ada pengkondisian pembentukan koalisi, pasangan capres dan cawapres maupun hasil pemilu agar Pak Jokowi bisa husnul khotimah dan tak mengidap post power sindrom setelah tak lagi berkuasa nanti,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"