KONTEKS.CO.ID – Komisi IV DPR RI Sarmuji mengkritisi data stok pangan yang tidak sinkron antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji menegaskan bahwa Bulog harus serius dalam memastikan ketersediaan stok pangan yang baik bagi rakyat Indonesia.
“Kementerian Pertanian selalu mengatakan data stok pangan kita melimpah, namun kenyataan di lapangan tidak. Jika data di lapangan melimpah kenapa kita harus mengimpor,” kata Sarmuji melalui keterangan tertulis, Senin 21 November 2022.
Politikus partai Golkar ini mengingatkan, impor yang mengacu pada data kebutuhan di Bulog dan Kementan. Dan bila impor bahan pangan terlalu besar justru akan merugikan petani.
“Itu sangat merugikan petani setempat, otomatis harga akan turun drastis. Jadi, hal ini penting sebagai bentuk verifikasi kita datang ke sini,” tegasnya.
Meski begitu ia mengapresiasi langkah Bulog melalui program terobosan Rice Milling Unit (RMU) kepada petani sekitar. RMU ini bisa menjadi role model bisnis pertanian di seluruh Kabupaten di Indonesia, seperti di Sragen, Jawa Tengah.
“Ada mesin pengeringnya, ada gudangnya, serta ada penggilingannya. Artinya, Bulog di Kabupaten Sragen ini sudah benar-benar proper (ideal),” ujarnya.
Dengan RMU terintegrasi, petani bisa melakukan pengolahan padi hasil panen secara langsung menjadi beras.
“Saya harap Bulog terus upayakan kondisi ketersediaan pangan tetap stabil dan terpenuhi, agar rakyat tidak kekurangan kebutuhan pangan,” jelasnya.
Sarmuji kembali mengingatkan, meski telah menyiapkan RMU bagi petani, Bulog sesuai undang undang mempunyai kewajiban untuk membeli hasil panen petani. Kewajiban tersebut bertujuan agar stok beras terjaga di gudang-gudang Bulog, sehingga harga beras lebih terjaga, khususnya di kalangan petani.
“Kita harus siap pada saat harga beras naik. Bulog harus melakukan stabilisasi dengan mengeluarkan cadangan berasnya. Tetapi, hal ini juga harus didukung beberapa kebijakan mitra kami lainnya, termasuk Kementerian Pertanian,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"