KONTEKS.CO.ID – Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan Nurcahyo Utomo menyampaikan hasil investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu pada Januari 2021 lalu saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Kamis 3 November 2022.
“Pada penerbangan itu kita lihat bahwa dari hasil flight data recorder dan cockpit voice recorder yang sudah kita unduh datanya, kita lihat bahwa pada saat climbing terjadi perubahan mode autopilot yang sebelumnya menggunakan flight management komputer berpindah menggunakan mode control panel,” kata Nurcahyo.
Perubahan itu seperti arah pesawat dari semula berbelok ke kanan, lalu mendatar, tetapi mendadak berbelok ke kiri. Nurcahyo menambahkan perubahan ini nampaknya membutuhkan tenaga mesin yang lebih sedikit.
Apabila membutuhkan tenaga lebih sedikit, normalnya autothrottle akan menggerakkan kedua thrust lever untuk mundur untuk mengurangi tenaga mesin, namun dalam penerbangan ini, ternyata autothrottle tidak dapat menggerakkan thrust lever kanan.
“Kemudian perubahan sikap pesawat yang tadinya belok ke kanan jadi datar dan kemudian belok ke kiri. Yang tergambar di elektronik attitude atau EADI. Perubahan perubahan ini tidak disadari oleh pilot,” ujarnya.
Tim investigasi KNKT kemudian mencoba mendengarkan kokpit voice recorder yang ditemukan. KNKT mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam.
“Kami tidak bisa menentukan mengapa suara kaptennya tidak terekam,” ungkapnya.
Tim KNKT menduga kapten pilot tidak menggunakan headset. Kemudian ada mikrofon yang di dalam kokpit yang diharapkan KNKT bisa merekam apapun suara yang ada di kokpit tidak berfungsi dengan baik.
“Kami harapkan bisa merekam apapun suara yang ada di kokpit, namun demikian ternyata pada channel ini tertutup suara bising pada 400 hertz sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam,” jelasnya.
Tim investigasi KNKT, melihat adanya perubahan di dalam kokpit ini tidak disadari oleh pilotnya, Namun KNKT kemudian mengasumsikan pilotnya percaya pada sistem otomatisasi yang ada di pesawat.
“Posisi kemudi yang berbelok ke kanan, mungkin juga telah diasumsikan oleh pilotnya bahwa pesawat sedang berbelok ke kanan,” ujarnya.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"