KONTEKS.CO.ID – Aksi serentak Mahasiswa Indonesia Bersatu juga digelar oleh mahasiswa dari Universitas Nasional (Unas) dan Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Kamis, 11 Januari 2024.
Harjon koordinator aksi dari kampus Tama Jagakarsa menyampaikan bahwa aksi ini sebagai wujud perlawanan terhadap dinasti politik dan penolakan terhadap pelaku pelanggar HAM dalam kontestasi politik 2024.
Karena itu, aksi digelar dengan damai dan menyebarkan buletin serta sticker yang berisi informasi tentang fakta-fakta penting yang bermanfaat bagi rakyat.
Informasi yang dikumpulkan mahasiswa ini diharapkan dapat digunakan rakyat untuk mempertimbangkan pemimpin yang akan dipilih pada Pilpres 2024.
“Aksi selebaran yang digelar adalah bentuk kepedulian kami terhadap bangsa Indonesia, karena melihat yang terjadi belakangan sangat krusial, sehingga berdampak terhadap generasi yang akan datang,” ujar Harjon.
Dengan aksi serentak oleh setidaknya 14.000 mahasiwa dari 899 kampus di seluruh Indonesia ini, Harjon yakin dapat menunjukkan bahwa mahasiswa sangat serius merespons kondisi bangsa saat ini.
Mahasiswa Indonesia Bersatu akan selalu siap turun ke jalan untuk mengawal terwujudnya demokrasi.
“Aksi selebaran ini menunjukan bahwa mahasiswa merespon secara serius terkait tindakan yang sewenang-wenang oleh rezim Jokowi yang mengangkangi konstitusi,” kata Harjon.
Menurut mahasiswa, kondisi bangsa yang diartikan Jokowi sedang baik-baik saja harus diluruskan.
Rakyat harus diberi informasi yang sesuai dengan fakta. Bahwa hukum dan konstitusi sedang dipermainkan demi meloloskan calon yang merupakan putra Presiden Jokowi.
“Dan yang lebih parah lagi, rezim Jokowi ini membranding bahwa yang terjadi akhir-akhir ini baik-baik saja, padahal yang terjadi merupakan ambisi agar putra mahkotanya naik tahta,” katanya.
“Banyak orang yang bilang bahwa Jokowi akan netral di konstelasi pemilu 2024, itu semua adalah omong kosong. Mana mungkin Jokowi hanya menonton putra mahkotanya dalam pilpres 2024. Karena itu, pemilu harus tanpa Jokowi,” kata Harjon lagi.
Sementara aksi yang sama juga digelar mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Jakarta Selatan. Mereka juga menggelar aksi dan membagikan selebaran menolak dinasti politik dan pelanggar HAM.
Menurut Barbarian, aksi mahasiswa ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman politik dan pemahaman hukum kepada masyarakat dalam situasi informasi yang serba bias hari ini.
“Kegaduhan politik terjadi dikarenakan naiknya seorang putera dari Bapak Presiden kita yaitu Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto,” ujar Barbarian.
“Tapi membuat aturan Undang-Undang dan tatanan konstitusi menjadi tidak kondusif. Maka di situasi pemilu ini kami seluruh mahasiswa Indonesia bergerak dan kami menolak politik dinasti dan pemilu tanpa Jokowi,” katanya lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"