KONTEKS.CO.ID – Senjata Corner Shot TNI AD bakal menjadi senjata andalan tentara Indonesia dalam pertempuran atau perang perkotaan.
Sejauh ini, baru pasukan Israel yang memilikinya. Dan senjata tersebut secara teknis dapat melindungi penembak dari bidikan target musuh.
Adalah Divisi Litbang TNI AD yang merancang senjata multiguna tersebut. Senjata Corner Shot TNI AD merupakan senjata sudut yang mampu penggunaya belokan ke kanan atau ke kiri hingga sudut sejauh 80-160 derajat.
Corner Shot dapat menyokong proses pertempuran perkotaan. Melalui teknologi di dalamnya, senjata dapat melindungi penembak sekaligus membidik target dari sudut yang aman dari bidikan musuh.
Dari aspek persenjataan, Cornet Shot buatan Litbang TNI AD ini bisa terpasangkan dengan tiga jenis pistol aset TNI. Masing-masing, Glock all series, Pindad G2 Combat, dan Pindad G2 Elite.
Ketiga pistol itu memiliki peluru kaliber 9 mm. Dengan dukungan Corner Shot, pistol itu berpotensi menjadi senjata yang sangat efeltif dalam pertempuran perkotaan.
Senjata ini bisa tergunakan untuk membersihkan ruangan berisi musuh. Sebab Corner Shot mampu membidik sasaran yang berada di balik rintangan serta melindungi penembak sekaligus.
Pengguna Corner Shot visa mengintai situasi di balik ruangan atau rintangan seperti periskop kapal selam. Ada layar LCD berukuran ponsel yang bisa mempantau kondisi dari target.
Dengan demikian, anggota TNI bisa menembak sasarannya tanpa musuh atau target bisa mengetahui keberadaan si penembak.
Senjata Corner Shot TNI AD Lebih Hebat dari Buatan Asing
Teknologi tersebut yang memampukan prajurit terhindar dari penembakan saat terjadi baku tembak dalam jarak dekat.
Mayor Arh Moh Ali merupakan perancang senjata tersebut. TNI AD membutuhkan waktu selama 6 bulan untuk merancangnya.
Namun patut prajurit ingat. Kemampuan senjata baru itu tergantung dengan kemampuan baterai yang bertahan selama lima jam.
Sekadar informasi, senjata pertama kali terdesain pada awal 2000-an oleh Letkol Amos Golan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Namun senjata besutan Litbang TNI AD lebih hebat. Sebab sudut beloknya lebih baik, yakni 80 hingga 160 derajat. Sedangkan buatan Israel hanya 60 hingga 120 derajat.
Harganya juga jauh lebih miring. Untuk produk Litbang TNI AD hanya Rp40 juta-50 juta. Sedangkan buatan luar negeri mencapai Rp170 jutaan.
Belum terketahui, apakah senjata ini sudah memasuki produksi dan masuk dalam layanan militer TNI. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"