KONTEKS.CO.ID – Ayam broiler suntik hormon, benarkah? Beredar sebuah video di platform YouTube yang mengklaim ada larangan mengonsumsi sayap dan leher ayam broiler.
Unggahan ini juga mendakwa ayam broiler dihasilkan dengan menggunakan suntikan hormon. Terutama di bagian sayap dan leher ayam, yang dapat menyebabkan kanker jika dikonsumsi secara berlebihan.
Melansir dari laman kominfo.go.id pada Selasa 12 September 2023, klaim dalam video tersebut adalah hoaks atau informasi palsu.
Menurut klarifikasi resmi dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, klaim ini tidak memiliki dasar yang benar. Ayam broiler yang terpelihara dalam peternakan umumnya mengikuti praktik budidaya yang baik sesuai pedoman pemerintah.
Pemerintah telah mengatur dengan tegas dalam Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2009 dan UU No 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Yakni, penggunaan hormon pertumbuhan pada ternak adalah ilegal dan terlarang.
Ayam broiler yang ada saat ini telah mengalami seleksi genetik untuk pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga tidak memerlukan suntikan hormon pertumbuhan. Praktik budidaya ternak potong, termasuk ayam broiler, juga teratur dan terawasi secara ketat oleh pemerintah pusat dan daerah.
Penjelasan Dokter Hewan Ayam Broiler Suntik Hormon
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, secara berkala melakukan pemeriksaan dan pengujian daging ayam. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada residu hormon yang tertemukan dalam daging ayam broiler yang tersedia di pasaran.
Mengutip dari akun @risky.aprillian, seorang dokter hewan yang menanggapi berita hoaks ini memaparkan, ayam broiler bukanlah tersuntik hormon. Melainkan penyuntikan vaksin untuk menghindari serangan penyakit pada ayam.
Risky juga menjelaskan bahwa ayam broiler bagian sayap, leher, dan brutu (bagian ekor ayam) yang tersebut penuh penyakit karena bagian akumulasi residu dari suntikan pada ayam ternyata merupakan pernyataan yang salah.
Ketiga bagian tubuh ayam broiler ini memang rekomendasinya tidak orang dewasa konsumsi secara berlebihan. Sebab mengandung lemak cukup tinggi daripada bagian ayam lain. Jadi bukan karena bagian yang penuh akumulasi residu.
“Tapi, ini (bagian sayap, leher, dan brutu) sangat baik untuk balita, khususnya untuk bayi-bayi yang sudah mulai makan pendamping asi atau MPASI,” terang dokter hewan tersebut.
Risky juga menambahkan lemak pada bagian sayap terlebih pada bagian brutu merupakan lemak hewani tambahan yang sangat baik untuk MPASI balita. Jadi dapat mencukupi konsumsi lemak harian pada balita. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"