KONTEKS.CO.ID – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipastiskan telah membalas surat dari Anies Baswedan terkai permohonanya untuk menjadi cawapres.
Menurut Wasekjen Wasekjen Jansen Sintindaon memastikan kalau surat yang dikirim Anies telah dijawab AHY dalam bentuk surat dengan tulisan tangan.
“Saya jawab, surat Mas Anies itu sudah dijawab Mas AHY dalam bentuk surat tulisan tangan juga, pada tanggal 25 Agustus 2023. Mengatakan iya dst,” kata Jansen.
Jansen telah melihat langsung surat tersebut. Katanya, pada waktunya jika dibutuhkan akan disampaikan ke publik. Meski keadaan saat ini sudah tidak perlu lagi.
“Yang kedua, saya juga ingin menyampaikan selain surat 25 Agustus ini, 2 bulan sebelumnya tanggal 14 Juni 2023 Mas Anies juga sudah menyampaikan hal sama memilih mas AHY jadi wakilnya,” ujarnya.
“Selain 2 tanggal di atas, Mas Anies juga pernah bawa nama guru spiritual dan ibunya, yang disampaikan ke Mas AHY, menyarankan agar segera mas Anies berpasangan dengan Mas AHY. Di bulan Januari 2023 Mas Anies juga menyampaikan ke Mas AHY mari kita “menjemput takdir” bersama,” katanya lagi.
Jansen menambahkan, secara lisan dan tertulis, Anies Baswedan sebenarnya sudah berkali-kali menyampaikan/memutuskan memilih AHY jadi wakilnya. Dari penyampaian lisan 14 Juni 2023 sampai tertulis 25 Agustus 2023 dalam surat yang tersebar dan kemudian diingkari sendiri oleh Anies.
“Sehingga komitmen, kerjasama dan rasa saling percaya antar kita yang berjalan selama 1 tahun ini, rusak karena kesepakatan yang dilakukan tidak lebih dari 1X24 jam. Dilakukan di belakang pintu, diam-diam, tanpa berpikir lama dan jenengan setuju,” katanya.
Menurut Jansen, ini wujud dari kesepakatan pintu belakang atau back door yang jauh dari etika dan proses decision making yang telah dijaga dan dijalankan selama 1 tahun oleh koalisi perubahan.
Jansen juga membahas pemilihan calon cawapres melalui tim 8 yang dibentuk 3 partai. Tidak hanya soal nama yang masuk dalam 5 kriteria yang telah ditentukan oleh Anies.
Termasuk syarat terbaru, seperti tidak punya beban masa lalu dan berani serta memiliki semangat perubahan, namun juga soal proses sampainya pada pilihan itu.
Katanya, mungkin memang sudah jalannya Anies dan AHY berpisah. Dan selama 1 tahun dengan segala keterbatasan yang ada, Demokrat sudah berusaha berbuat yang terbaik untuk Anies.
“Mulai awal-awal dulu sama-sama kita membackup jenengan ketika dicari-cari salah hukumnya di Formula E, membela dari serangan di medsos media mainstream, mengamplifikasi gagasan jenengan ke publik, mengawal dan membuatkan acara jenengan di daerah, menerima jenengan dengan sangat hangat di DPP Demokrat, Cikeas sampai Pacitan,” katanya.
“Termasuk kami menolak seluruh godaan yang datang ke kami Demokrat dan Mas AHY selama 1 tahun ini, yang secara lantang kami sampaikan ke publik bahwa kami tetap di koalisi perubahan. Dan semua pertemuan terbuka. Tidak ada deal pakai pintu belakang. Dan banyak lainnya,” katanya.
Kemudian juga termasuk saat proses mendukung Anies, Demokrat juga harus kembali menghadapi PK terkait pengambilan alihan partai dan masih banyak lagi. Dan kader-kader Demokrat di seluruh Indonesia dengan kemampuan yang mereka punya telah mensosialisasikan Anies.
“Namun tanggal 1 September kemarin ternyata adalah akhir perjalanan kita.
Akhir kata, kami ucapkan selamat berlayarlah Mas Anies. Kami doakan lancar perjalanan jenengan bersama pasangan yang baru dan koalisi yang baru. Dan selamat berdeklarasi mas,” katanya.
Di koalisi kita dulu, kita sudah jalan 1 tahun namun dianggap masih terlalu cepat untuk segera deklarasi, “nanti saja last minute” katanya.
“Sekarang jumpa dan jalan baru beberapa menit, ternyata terlalu lama jika tidak segera dideklarasikan,” katanya lagi.
“Maturnuwun atas kebersamaan kita selama 1 tahun ini mas. Termasuk 5 tahun jenengan jadi Gubernur DKI, Fraksi Demokrat di DPRD DKI konsisten mengawal dan bersama jenengan,” tutup Jansen.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"