KONTEKS.CO.ID – Rocky Gerung justru telah berjasa menyatukan barisan pendukung Jokowi melalui ucapannya yang relawan persepsikan menghina presiden.
Satrio Arismunandar, mantan Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unversitas Indonesia menyampaikan penilaian itu, Kamis 3 Agustus 2023.
Menurut Satrio Arismunandar, publik, simpatisan, dan relawan Jokowi semula dalam posisi agak “mengambang.”
Sebabnya, berbagai pesan dan isyarat politik yang simpang siur di media tentang arah dukungan Jokowi pada Pilpres 2024.
“Tetapi provokasi oleh Rocky Gerung dan tersebar di media sosial justru membantu menyatukan mereka,” kata Satrio Arismunandar.
“Mereka bersatu dalam kemarahan bersama yang memuncak terhadap Rocky Gerung,” imbuhnya.
Menurut Satrio Arismunandar, Rocky Gerung seperti sengaja memilih diksi atau istilah agar mendapat persepsi sangat menghina Jokowi.
“Itu sebutan yang bisa dianggap provokatif, sarat emosi dan bernada kebencian,” ujarnya.
Satrio menilai, Rocky Gerung bukan orang bodoh dan lugu. Dia sudah membuat kalkulasi akan aman dari tuntutan hukum karena penghinaan adalah delik aduan.
“Jadi, jika mau menuntut Rocky secara hukum, Jokowi harus datang sendiri secara pribadi ke kantor polisi,” ujarnya.
Kata dia, Jokowi harus mengadu bahwa dia merasa terhina oleh ucapan Rocky. Namun, Rocky tahu betul jika Jokowi bukan tipe pemimpin yang akan melakukan pengaduan seperti itu.
Rocky Gerung Lupakan Satu Hal
Terbukti, Jokowi mengatakan, hinaan Rocky ini adalah ‘hal kecil’. Namun demikian, kata Satrio, Rocky mungkin melupakan satu hal.
Yakni, praksis politik tidak terbatas pada teori ilmu politik. Soal hak mengeritik dan mengecam pemerintah yang seharusnya mendapat penghormatan. Hal ini juga bukan sekadar soal pasal-pasal KUHP.
“Pendukung, relawan dan simpatisan Jokowi itu ada puluhan juta. Kemarahan mereka yang memuncak terhadap Rocky itu tidak bisa dianggap angin lalu begitu saja. Ini realita sosial,” ujarnya.
“Jika kemarahan itu tidak tersalurkan di jalur hukum formal bisa muncul ekses-ekses lain,” tutur Satrio.
Sebagai contoh, sebuah video viral di medsos yang menggambarkan kerumunan masyarakat Dayak di Kalimantan, yang menggorok leher babi dengan tempelan gambar Rocky.
Mereka sangat marah atas penghinaan Rocky pada Jokowi, karena sudah menganggapnya “Raja Dayak”.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"