KONTEKS.CO.ID – Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar yang juga Manteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Ivestasi, Luhut Binsar Padjaitan, menjawab soal dirinya digadang-gadang sebagai ketua umum Partai Golkar.
Luhut menjawab hal ini dalam program ROSI di Kompastv yang dipandu Rosiana Silalahi pada Kamis malam, 20 Juli 2023.
Sebagai orang yang dekat dengan Presiden Jokowi dan sahabat Ketum Nasdem Surya Paloh. Pada 17 Juli 2023, Jokowi dan Surya Paloh bertemu. Rosi menanyakan apakah Luhut sebagai Mak Coblang dalam pertemuan ini.
“Ini Pak Luhut yah Mak Comblangnya,” kata Rosi.
“Nggak, saya nggak tahu. Saya hanya tahu setelah pertemuan,” kata Luhut.
Meski Rosi menanyakan lagi, tapi Luhut kembali menegaskan dirinya tidak tahu. Rosi sengaja menanyakan itu, karena pada 3 Oktober 2022, saat Partai Nasdem mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden, komunikasi Jokowi dan Surya Paloh berhenti. Tapi tiba-tiba pada 13 Desember 2022, Luhut bertemu dengan Surya Paloh di London.
“Ya saya kan ketemu di London itu kebutulan. Saya pas ada tugas ke sana, saya dapat telepon dari teman saya, dia bilang Pak Surya mau ketemu saya,” kata Luhut.
Setelah 13 Desember 2022, kemudian pada 26 Januari 2023, Presiden Jokowi bertemu dengan Surya Paloh. Menurut Rosi, kelihatan sekali ada aktor intelektual di belakang pertemuan demi pertemuan Jokowi dan Surya Paloh.
“Nggak juga, sebenarnya orang suka salah ngerti aja, saya tidak semua juga yang Pak Jokowi buat itu saya tahu. Dan saya juga tidak mau tahu juga kadang-kadang, karena saya pikir Kalau tidak ada konteksnya buat apa. Pak Jokowi dengan Pak Surya itu kan sebenarnya teman baik dan saya tahu pak Jokowi itu ya sangat menghormati Pak Surya itu yang saya tahu,” kata Luhut.
Karena faktor kedekatan Jokowi dan Surya Paloh yang membuat Luhut juga ingin bertemu dengan Surya Paloh. Kata Luhut, dia sudah empat kali bertemu dengan Surya Paloh.
Terkait dengan pertemuan terakhir Jokowi dan Surya Paloh, Luhut menyampaikan bahwa perbedaan dalam pandangan politik tidak lantas harus bermusuhan.
“Saya pikirkan juga kenapa sih kalau ada berbeda kita langsung musuhan kan nggak perlu. Saya lihat di kita ini politik itu, kalau sudah ndak cocok langsung musuhan. Tapi saya lihat di Pak Jokowi tidak begitu. Orang yang sangat toleran, sangat membuka diri dalam banyak hal. Apalagi sebagai Presiden, saya mengikuti beliau sebagai walikota sebagai gubernur dan sebagai Presiden. jadi saya lihat benang merahnya begitu, bahwa beliau memang seorang yang demokratis, mau mendengar dan berani memutuskan dan berani tanggung jawab,” kata Luhut lagi.
Kemudian ditanyakan Rosi, apakah benar keretakan hubungan Jokowi dan Surya Paloh terjadi karena Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
“Ya kakak beradik kan bisa saja kadang-kadang silang pendapat, kan tidak mesti berkelahi. Pak Jokowi tidak pernah mengedepankan sikap bermusuhan pada siapapun, yang saya tahu ya. Beliau selalu santun, kadang-kadang menurut saya maaf ini sebagai orang Batak terlalu santun juga, tapi ya itulah Pak Jokowi,” katanya.
Saat dipertegas lagi apakah gesekan itu karena Surya Paloh mendeklarasikan Anies Baswedan, Luhut menyampaikan bahwa itu bisa saja terjadi.
“Ya bisa jadi karena itu, karena mereka berdua mungkin ada Komitmen apa yang kita juga tidak tahu. Tapi kalau saya sih melihat Pak Jokowi itu sangat menghormati apa yang sudah kita sepakati, itu saja,” katanya
Meski dalam keadaan ini, Surya Paloh terus menegaskan apa yang salah bila harus mencalonkan anak bangsa. Apa yang salah dengan mencalonkan Anies Baswedan. Lalu terlihat kalau Jokowi terasa jadi tidak bersahabat atau jadi tidak berkomunikasi dengan Surya Paloh, karena memilih calon berbeda yang diinginkan Jokowi.
“Tidak ada yang salah, itu hak seseorang mencalonkan siapa kan. Mungkin ada perjanjian Pak Jokowi dengan Pak Surya yang kita tidak tahu ya, itu mungkin ada sedikit menjadi perbedaan ya. Tapi saya kira, mudah-mudahan ya mereka bisa memperbaiki perbedaan,” katanya Luhut.
Kemudian ditanyakan kepada Luhut kenapa pada pertemuan sebelumnya antara Jokowi dan Surya Paloh tidak ada komentar, tapi pada pertemuan terakhir justru hasil dari pertemuan itu diungkap kepada publik. Ada rekaman suara yang tersebar, dan Surya Palon menyampaikan hasilnya kepada media.
“Ya baguslah kalau orang balenan kan bagus, kalau orang baik-baik kan bagus.
Pertemuan pertama juga saya kira baik-baik aja, ya mungkin masih belum terlalu apa ya, pas mungkin. ya mungkin kan perjalanan waktu bisa menyelesaikan banyak. Saya berpikir gini Rosi ya, kita sebagai anak bangsa jangan selalu mengedepankan perbedaan karena bangsa ini bangsa besar, kalau kita berbeda itu kita nggak kompak, bagaimana kita mau maju, dan kita jangan terlalu merasa paling tahu, juga atau merasa paling pintar,” katanya.
“Semua juga punya plus minusnya. itu saya pikir yang penting dan saya melihat banyak melihat politisi kita itu kadang-kadang gampang menjudge orang. Padahal dia tidak tahu konteks utuh daripada cerita itu,” katanya lagi.
Lalu apakah Surya Paloh akan bersama Jokowi atau tetap berbeda jalan politik. Sengan senyum, Luhut menyampaikan lihat saja nanti.
“Ya kita lihat saja nanti Rosi. Saya kira Pak Surya juga tidak mau kehilangan teman, sahabatnya. Apa untungnya dia tidak bersahabat,” katanya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"