KONTEKS.CO.ID – UTU pecat mahasiswa. Viral, Rektorat Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat memecat empat mahasiswa dari jabatannya sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan.
UTU pecat mahasiswa dilatarbelakangi unggahan flyer ucapan selamat memeringati Jumat Agung di akun resmi Instagram Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UTU.
Bahkan, Ishak Hasan, Rektor UTU, diduga menilai keempatnya murtad.
Untuk diketahui, flyer ucapan “Selamat memeringari hari Jumat Agung” diunggah akun resmi Instagram UTU pada Senin, 10 April 2023.
Setelah dipecat dari kepengurusan DKM UTU, para mahasiswa itu juga diminta mengucapkan kembali syahadat. Alasan rektorat, sudah murtad dari perbuatan.
Informasi pemecatan keempatnya di-posting dalam sebuah video pendek bertema ‘Posting Flyer Jumat Agung, Empat Mahasiswa di Aceh Dianggap Murtad dan Dipecat dari Organ Kemahasiswaan‘.
Narasi dalam video menyayangkan tindakan pemecatan seccara sepihak kepada para mahasiswa tersebut.
Narasi video juga mengutip pendapat Koordinator Jaringan Islam Anti-diskriminasi (JIAD), Gus Aan Anshori, yang berpendapat, empat mahasiswa yang dianggap murtad itu malah patut diapresiasi lantaran meneguhkan toleransi kebhinekaan Indonesia.
Gus Aan juga menuding Kampus UTU memberikan contoh tidak baik. Sebab menekan DPM UTU untuk menarik ucapan selamat itu (ucapan Jumat Agung).
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah ikut merespons masalah ini. Dia menyayangkan pemecatan mahasiswa UTU dari kepengurusan DPM.
Seharusnya, sambung dia, pihak kampus mengonfirmasi maksud dan tujuan unggahan ucapan selamat perayaan Jumat Agung.
“Seharusnya perbuatan mereka dikembalikan pada niatnya. Benarkah saat mengunggah flyer mereka berniat murtad?” kata Basarah di Jakarta, dikutip Selasa, 18 April 2023.
Kebijakan Rektor UTU Meulaboh dianggap menciptakan kontroversi di tengah masyarakat. “Sangat berbahaya kalau mudah menjatuhkan vonis kafir dan murtad kepada orang lain cuma merujuk tafsir mereka sendiri atas ajaran agama Islam,” paparnya.
Contohnya adalah apa yang dilakukan Rektor UTU Meulaboh yang menganggap murtad empat mahasiswanya hanya gara-gara mereka mem-posting flyer ucapan selamat memperingati Jumat Agung.
“Saya yakin kalau mereka Muslim sejak lahir, tidak akan menjadi kafir cuma lantaran mem-posting sebuah flyer yang justru berisi pesan-pesan kedamaian,” tegas Basarah.
Politisi PDIP itu mengatakan, rektorat UTU Meulaboh menilai apa yang dilakukan keempat mahasiswanya dari niatnya masing-masing.
“Hadis Nabi Muhammad SAW, ‘innamal a’malu bin-niyyati’, sesungguhnya setiap perbuatan seseorang dinilai oleh Allah sesuai niatnya. Saya tak yakin niat mereka mem-posting flyer karena berniat ingin mengkompromikan akidah agamanya,” cetus Basarah.
“Apalagi menjadi murtad, para mahasiswa hanya sedang menjalankan prinsip toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar bangsa yang majemuk ini rukun dan damai,” katanya lagi.
Hubungan Harmonis Islam-Kristen
Sebenarnya, keharmonisan hubungan umat Islam dan Kristen bisa terlihat dari pengelolaan Gereja Makam Suci Yerusalem atau juga dikenal sebagai The Holy Sepulchre.
Gereja Makam Suci Yerusalem adalah tempat ziarah bagi jutaan peziarah Kristen yang mendatangi Yerusalem, kota bersejarah yang diperebutkan Palestina dan Israel.
Gereja Makam Suci Yerusalem adalah tempat suci bagi umat Nasrani karena ini adalah lokasi makam Yesus dan tempat akan dibangkitkan kelak. Karena itu, Gereja Makam Yesus sangat memiliki nilai keagamaan yang tinggi.
Menariknya, ternyata bukan orang Kristen yang menjaga dan merawat gereja bersejarah itu. Melainkan dua keluarga Muslim Palestina.
Mereka telah lama menjadi penjaga resmi situs tersuci Susunan Kristen. Sejarah mencatat, mereke memegang kunci itu selama lebih dari 1.300 tahun.
Pihak keluarga mengatakan, mereka diberi kunci dan diminta untuk merawat gereja oleh para pemimpin Muslim setelah perselisihan antara Ortodoks Yunani dan Katolik Roma memblokir pengaturan di situs tersebut. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"