KONTEKS.CO.ID – Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) terus melakukan berbagai upaya dalam pengendalian banjir akibat curah hujan yang begitu tinggi.
Adapun langkah yang Pemprov DKI ambil adalah melalukan program penanganan banjir yang telah tersusun melalui rencana aksi roadmap.
Hal ini akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum mengatakan, upaya penanganan banjir di Jakarta terlakukan di antaranya dengan membangun infrastruktur pengendali banjir.
Misalnya, pembangunan waduk/embung, perkuatan tanggul kali, pembangunan sistem polder/pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.
“Pada 2024 ini, terdapat 5 polder/pompa yang sedang DKI bangun dan revitalisasi 2 lokasi pompa stasioner. Kemudian 8 waduk/embung yang terbangun dengan rincian 6 waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan 2 waduk/embung baru,” kata Ika kepada wartawan, Selasa 24 Maret 2024.
Adapun 5 polder/pompa tersebut, yaitu Polder/Pompa Sunter C, Polder/Pompa Gaya Motor, Polder/Pompa Kali Sepatan (KBN). Lalu Polder/Pompa IKPN, dan Polder/Pompa RW 13 (Greenville).
Sementara, revitalisasi dilakukan di 2 lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jalan Tanjung Duren Raya-Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat. Dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.
Rincian 6 lokasi pembangunan waduk/embung lanjutan yakni Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap. Menyusul revitalisasi Embung Kaja dan penyelesaian Embung Pekayon.
Sementara waduk/embung yang baru terbangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jalan Pemuda Srengseng Sawah.
Tangani Banjir Jakarta dengan Pengerukan Kali
Pihaknya juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan. Selain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi kali/sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar kali/sungai.
Sheet pile yang telah terbangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.
Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, pembangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus terpercepat.
Pembangunan tersebut berlangsung di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda). Serta, terbangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.
Optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus terlakukan. Seperti penyiagaan dan pengecekan secara berkala rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan/perawatan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir.
Penyiagaan Satuan Tugas/Satgas di lapangan juga terlakukan sebagai langkah mitigasi banjir.
“Berdasarkan data sarana dan prasarana per 15 Maret 2024. Terdapat 580 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta,” jelas Ika.
“Pompa mobile untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa terjangkau pompa stasioner. Kemudian terdapat 845 unit pintu air di 589 lokasi, 254 unit alat berat, 460 unit dump truck, serta 4.226 personel pasukan biru,” katanya lagi. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"