KONTEKS.CO.ID – Mahasiswa UKI dan Mpu Tantular melawan politik dinasti dan menolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden terus menggema.
Penolakan politik dinasti dan putusan MK soal batas usia calon presiden dan wakil presiden itu datang dari mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Universitas Mpu Tantular.
Para mahasiswa UKI dan Mpu Tantulr menolak politik dinasti dan putusan MK soal batas usia calon presiden dan wakil presiden melalui melalui spanduk-spanduk.
Spanduk berisi pernyataan tegas itu terpasang di sejumlah titik strategis di sekitar Kampus UKI dan kampus Universitas Mpu Tantular, Jakarta Timur.
“Mahasiswa UKI menilai putusan MK mencoreng lembaga yang diamanahkan untuk menjaga konstitusi negara,” ungkap Robert, perwakilan mahasiswa UKI, kepada wartawan mengutip Sabtu 18 November 2023.
Mereka berharap dengan tulisan di spanduk-spanduk tersebut menjadi panggilan. ke mahasiswa lain untuk turut bergerak dan menyuarakan keprihatinan terhadap nasib bangsa.
Robert menduga, putusan MK tersebut sengaja untuk memuluskan langkah Gibran maju sebagai cawapres.
Robert pun meyakini masih banyak mahasiswa yang peduli terhadap masa depan bangsa.
Sementara, Doris dari perwakilan mahasiswa Mpu Tantular mengatakan, sebenarnya tidak menolak anak muda sebagai kontestan Pilpres.
Namun, dalam praktiknya, terlihat jelas adanya pelanggaran konstitusi dan Undang-Undang.
Kata Doris, ada kelompok pihak yang ingin menggunakan instansi negara sebagai alat untuk mencapai ambisi kekuasaan.
Sehingga mahasiswa merasa perlu menyuarakan penolakan terhadap dinamika politik yang dianggap merugikan prinsip konstitusi dan keadilan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"