KONTEKS.CO.ID – Kematian tak bisa dihindari semua makhluk yang bernyawa. Ada yang percaya proses menjelang kematian dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh manusia.
Seperti penurunan fungsi saraf, jantung, pembuluh darah, pernapasan, dan otot. Penurunan fungsi ini dapat terjadi dalam waktu singkat atau bertahap selama beberapa pekan hingga berbulan-bulan. Tapi tanda atau ciri orang akan meninggal dapat berbeda antara satu orang dan orang lain.
Berkaitan dengan pengalaman kematian, ada mitos-mitos yang berhubungan dengan kematian dari berbagai daerah. Bahkan di seluruh dunia sekalipun.
Di Indonesia, misalnya, terdapat mitos yang berhubungan dengan tanda-tanda kematian seseorang. Misalnya suara burung gagak di malam hari dapat menjadi tanda adanya orang yang akan meninggal di wilayah tempatnya bertengger.
Hanya ada sejumlah mitos seputar tanda kematian beserta penjelasan medisnya yang perlu kita ketahui agar tidak salah memahaminya.
Pertama, ada mitos bahwa telinga yang berdenging adalah tanda kematian. Padahal, kondisi medis yang disebut sebagai tinnitus ini dapat terjadi pada satu atau kedua telinga dan tidak berasal dari luar.
Tinnitus dapat terjadi karena berbagai hal seperti berkurangnya kemampuan pendengaran terkait dengan usia tua, luka di telinga, atau masalah sistem sirkulasi. Oleh karena itu, telinga yang berdenging bukanlah tanda kematian.
Kedua, konon susah tidur merupakan tanda menjelang kematian. Padahal, siapa saja dapat mengalami kesulitan tidur terlepas dari usianya. Menjelang waktu kematiannya, seseorang justru akan tidur lebih lama dari biasanya.
Namun, lansia yang mengalami gangguan kecemasan terkait dengan masalah kesehatannya dapat mengalami insomnia atau sulit tidur di malam hari, serta gangguan tidur lainnya.
Masalah seputar tidur ini dapat memperburuk kondisi seseorang hingga memicu kematian.
Ketiga, mitosnya bahwa pupil mata yang tidak merespons adalah tanda kematian. Tidak adanya respons pupil mata terhadap stimulasi visual berupa cahaya memang merupakan salah satu tanda kematian otak.
Jika otak sudah mati, orang tersebut dapat dinyatakan meninggal meskipun ada mesin yang bisa menyokong kerja jantung dan paru-paru sehingga dua organ vital tersebut masih berfungsi.
Keempat, ada mitos bahwa merasa sakit adalah bagian dari proses kematian. Padahal, rasa sakit bukanlah bagian pasti dari proses kematian. Banyak orang yang meninggal tanpa merasa sakit sama sekali.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta-fakta seputar tanda kematian agar tidak salah paham. Hal ini dapat membantu kita dalam memberikan perawatan yang tepat dan mempersiapkan diri secara mental dan emosional dalam menghadapi kematian. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"