KONTEKS.CO.ID – Pencipta anime populer Jepang Leiji Matsumoto meninggal dunia. Penjelasannya bisa disimak di dalam artikel berikut ini.
Pencipta anime populer Jepang, Leiji Matsumoto, meninggal dunia. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 85 tahun akibat gagal jantung akut, pekan lalu.
Studio Leijisha, dalam sebuah pernyataannya pada Senin 20 Februari 2023, mengatakan almarhum, yang terkenal dengan anime ‘Space Battleship Yamato’ dan beberapa lainnya yang menampilkan gaya fantasi dan tema anti-perang, meninggal dunia di Rumah Sakit Tokyo pada 13 Februari 2023.
Sementara itu, putri mendiang, Makiko Matsumoto, yang mengepalai Studio Leijisha, melalui sebuah tweet mengatakan: “Artis manga, Leiji Matsumoto, menghembuskan nafas terakhir.
“Almarhum hidup bahagia dan selalu berpikir untuk terus bekerja sebagai seniman manga,” kata Makiko lagi.
Karya manga Leiji atau nama aslinya Akira Matsumoto, ‘Galaxy Express 999’ dan ‘Space Pirate Captain Herlock’ sebelumnya telah diadaptasi menjadi serial anime televisi pada tahun 1970-an dan mendapatkan penayangan publik yang luas di dalam dan di luar Jepang.
Sejarah Leiji Matsumoto
Mendiang Leiji Matsumoto lahir di Kurume, mulai menggambar pada usia enam tahun dan menjadi terkenal melalui serial manga ‘Otoko Oidon’, yang menceritakan kisah seorang pria miskin dari Jepang selatan yang tinggal di sebuah rumah kos di Tokyo dan berjuang untuk menyeimbangkan. kerja dan studi.
Banyak manga diproduksi dalam genre ‘komik medan perang’ dengan lebih dari 150 cerita yang menggambarkan tragedi perang.
Almarhum sebelumnya menerima beberapa penghargaan budaya dan seni dari Pemerintah Jepang serta ‘Knight of the Order of Arts and Letters’ dari Prancis.
Tema antiperang yang ditonjolkan almarhum dipengaruhi oleh identitas ayahnya sebagai pilot militer elite yang kembali dari Asia Tenggara dan mengajarkan kepada putranya bahwa perang tidak boleh terjadi.
Leiji Matsumoto melalui wawancara dengan stasiun NHK Jepang pada 2018, mengenang kenangan melihat ayahnya meminta maaf kepada ibu bawahannya yang kalah di medan perang, selain pesan ayahnya bahwa setiap musuh juga memiliki keluarga.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"