KONTEKS.CO.ID – Budaya Jepang, baik populer maupun tradisional, semakin populer di seluruh dunia. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat pula sisi gelap yang salah satunya adalah Yakuza.
Bagi penggemar budaya Jepang, istilah Yakuza pasti sudah tidak asing lagi. Istilah tersebut sering kali muncul dalam berbagai media hiburan, seperti film, anime, dan bahkan video game.
Meskipun menjadi salah satu kelompok kriminal paling terkenal di Jepang, masih banyak yang belum mengetahui dan bertanya-tanya tentang apa itu Yakuza.
Asal kata Yakuza berasal dari pelafalan angka “893” (yattsu, kyu, san) yang mana ketiga angka tersebut merupakan istilah pada permainan kartu Oicho-Kabu.
Umumnya, permainan Oicho-Kabu menggunakan setumpuk kartu hanafuda alias kartu bunga, atau dapat juga menggunakan kartu bridge tanpa raja, ratu, dan jack.
Kartu as bernilai 1, sedangkan angka 8, 9, dan 3 sebagai yang terburuk karena apabila menjumlahkan ketiganya menjadi 20, yang artinya nol poin.
Dari sinilah, Yakuza yang berasal dari 8-9-3 atau tak memiliki poin, berkembang menjadi orang tidak berguna atau penjudi.
Tradisi Unik Yakuza
Kelompok ini memiliki beberapa tradisi unik yang biasa para anggota lakukan. Pertama adalah sakazuki atau berbagi sake.
Hubungan oyabun dan kobun menjadi formal melalui berbagi sake dari satu cangkir, sebuah ritual yang sebenarnya tidak eksklusif bagi Yakuza.
Sakazuki, secara simbolis, meresmikan seseorang sebagai anggota resmi Yakuza. Upacara ini menentukan koneksi dan peringkat anggota. Penerima sake dari oyabun biasanya berasal dari keluarga dekat yang menerima pangkat.
Selain itu, terdapat tradisi unik yang cukup menyeramkan, yaitu yubitsume dan otoshimae atau potong jari tangan.
Pemotongan jari ini sebagai bentuk permintaan maaf atau penebusan dosa. Pelanggaran pertama, maka mereka akan memotong ujung kelingking tangan.
Asal usul pemotongan jari berasal dari cara memegang pedang. Kelingking, jari manis, dan jari tengah memegang pedang dengan erat, sedangkan telunjuk dan jempol memegangnya dengan lembut. Saat kelingking sudah terpotong, maka cengkeraman akan semakin lemah.
Ada juga tradisi tato sekujur tubuh, kadang bahkan sampai di bagian intim. Disebut irezumi, tato dibuat dengan teknik hand-poked.
Antara anggota, pembuatan tato tidak menggunakan mesin, melainkan alat menyerupai jarum dari baja atau bambu. Pastinya prosesnya sangat menyakitkan.
Dalam beberapa kesempatan anggota akan memamerkan tato tersebut misalnya saat main Oicho-Kabu. Sedangkan saat di depan umum, biasanya mereka menyembunyikan tato dengan kemeja berleher tinggi dan lengan panjang.
Tradisi unik lainnya dari gangster terkenal di Jepang ini yaitu para senior kerapkali menyuruh anggota barunya untuk buka celana saat baru bergabung.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"