KONTEKS.CO.ID – Istilah biseksual termasuk dalam salah satu kelompok orientasi seksual LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender).
Berawalan dengan “Bi” yang berarti dua, maka biseksual dapat diartikan sebagai bentuk ketertarikan baik emosional maupun seksual terhadap dua jenis kelamin yang berbeda sekaligus.
Bisa juga orang dengan biseksual memiliki orientasi heteroseksual dan homoseksual. Kondisi ini bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan.
Menurut halaman doktersehat.com biseksual masih memiliki istilah lain, yaitu Pansexual, Ambisexual, Omni-sexual, dan Sexually fluid.
Orang-orang yang memiliki orientasi biseksual memiliki beberapa ciri atau karakteristik. Anda bisa melihat beberapa karakteristik orang-orang dengan orientasi biseksual di bawah ini.
- Memiliki daya tarik lebih kuat terhadap salah satu jenis kelamin meskipun masih memiliki daya tarik untuk keduanya
- Memiliki hubungan heteroseksual yang stabil dan sesekali hubungan homoseksual. Sebaliknya, memiliki hubungan homoseksual yang stabil dan sesekali hubungan heteroseksual
- Merasa nyaman memiliki hubungan romantis atau seksual dengan orang yang berasal dari kedua jenis kelamin berbeda
- Suka berganti antara heteroseksual dan homoseksual.
Hingga saat ini, orientasi seksual ini masih menjadi bahan perdebatan apakah termasuk ke dalam gangguan kejiwaan atau tidak.
Untuk saat ini biseksual masih masuk sebagai gangguan atau konflik yang muncul pada diri seseorang dalam penentuan identitas seksualnya.
Bahkan penyebabnya pun belum ada yang mengetahui secara pasti. Namun pemilihan orientasi seksual seseorang bisa nampak mulai sejak kecil dan ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi, seperti :
- Faktor genetika
- Faktor hormonal dan saraf tubuh
- Faktor psikologi seseorang
- Faktor lingkungan
Karena belum adanya kepastian apakah kondisi orientasi seksual ini termasuk gangguan mental atau tidak. Maka dari itu, tidak ada istilah “penyembuhan” untuk kondisi ini.
Mungkin pengidap hanya bisa konseling dengan psikiater untuk membantu memastikan orientasi seksualnya yang terjadi, jadi bukan untuk penyembuhan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"