KONTEKS.CO.ID – Cahaya biru, sebuah fenomena yang tak terhindarkan dalam kehidupan modern kita.
Datang dari matahari dan terpancar oleh perangkat LED seperti ponsel dan laptop. Cahaya biru telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.
Namun, apakah beberapa orang benar-benar mengklaim cahaya biru berbahaya?
Mengetahui Cahaya Biru
Cahaya biru adalah gelombang cahaya berenergi tinggi yang terpancar dari matahari dan berinteraksi dengan sensor cahaya di kulit dan mata kita.
Paparan cahaya biru meningkat secara signifikan dengan penggunaan perangkat LED seperti ponsel dan laptop.
Digital Eye Strain: Mitos atau Fakta?
Digital Eye Strain (DES) adalah kondisi yang mencakup sejumlah gejala, termasuk sakit kepala, mata kering, dan kepekaan terhadap cahaya, yang terkait dengan penggunaan perangkat digital dalam jangka waktu lama.
Meski demikian, penelitian masih belum menunjukkan hubungan langsung antara cahaya biru dan gejala DES.
Para peneliti percaya bahwa tuntutan pekerjaan jarak dekat dengan perangkat digital lebih menyebabkan gejala DES daripada warna cahaya yang dipancarkan oleh layar.
Cahaya Biru dan Migrain: Apa Hubungannya?
Fotofobia, kepekaan terhadap cahaya, memengaruhi banyak orang yang mengalami migrain.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya cahaya biru, tapi juga warna lain seperti merah dan kuning, dapat memperburuk nyeri migrain.
Cahaya biru sering dianggap paling fotofobik karena mengaktifkan lebih banyak neuron daripada warna lain.
Meskipun cahaya biru sering kali menjadi sorotan dalam kaitannya dengan kesehatan mata dan migrain, penelitian masih belum memastikan hubungannya secara definitif.
Penting untuk memperhatikan bahwa paparan cahaya biru mungkin memengaruhi kenyamanan visual dan kesehatan mata bagi beberapa individu, namun belum ada bukti yang kuat bahwa cahaya biru secara langsung menyebabkan kondisi seperti DES atau migrain.
Seiring berjalannya waktu, penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak cahaya biru terhadap kesehatan manusia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"