KONTEKS.CO.ID – Ketika seseorang merasakan pusing, gemetar, keringat berlebihan, atau mual setelah makan, kemungkinan mereka mengalami hipoglikemia reaktif.
Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah atau glukosa dalam darah turun secara drastis setelah makan yang terkenal sebagai hipoglikemia postprandial.
Biasanya, penurunan ini terjadi dalam waktu empat jam setelah seseorang makan.
Hipoglikemia reaktif lebih sering terjadi pada mereka yang kelebihan berat badan atau telah menjalani operasi bypass lambung.
1. Jenis Hipoglikemia Reaktif
Menurut Diabetes Strong, ada tiga jenis hipoglikemia reaktif:
- Hipoglikemia Reaktif Pencernaan: Terjadi sekitar 2 jam setelah makan.
- Hipoglikemia Reaktif Idiopatik: Terjadi sekitar 3 jam setelah makan.
- Hipoglikemia Reaktif Lambat: Muncul antara 4 hingga 5 jam setelah makan.
2. Penyebab Hipoglikemia Reaktif
Para ilmuwan percaya bahwa kondisi ini terjadi karena produksi insulin berlebihan setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.
Produksi insulin yang berlebihan ini terus berlanjut setelah glukosa dari makanan tercerna sehingga kadar glukosa darah turun lebih rendah dari normal.
Meskipun demikian, penyebab pasti peningkatan aktivitas pankreas ini belum sepenuhnya jelas.
Beberapa penyebab lainnya termasuk:
- Kekurangan enzim pencernaan.
- Sindrom dumping setelah operasi bypass lambung.
- Penyakit Addison.
- Insulinoma atau tumor non-kanker di pankreas.
- Sindrom hipoglikemia pankreatogenik non insulinoma.
3. Gejala Hipoglikemia Reaktif
Gejalanyaa dapat bervariasi, mulai dari gemetar, lapar, detak jantung cepat, hingga kebingungan, bicara cadel, atau kehilangan kesadaran dalam kasus parah.
Gejala parah dapat muncul jika seseorang mengalami dehidrasi.
4. Diagnosis
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa saat seseorang mengalami gejala.
Metode lainnya adalah dengan melakukan tes toleransi makanan campuran untuk memantau kadar glukosa dan insulin selama lima jam setelah meminum minuman berprotein, berkarbohidrat, dan berlemak.
5. Pengobatan dan Penanganan
Pengobatannya melibatkan pola makan yang teratur, terutama untuk menghindari makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi yang bisa memicu penurunan gula darah.
Rutin berolahraga, menghindari alkohol dan minuman manis juga disarankan sebagai bagian dari pengelolaan kondisi ini.
Menghadapi gejala hipoglikemia reaktif setelah makan membutuhkan perhatian.
Meskipun tidak terkait langsung dengan diabetes, kondisi ini seringkali menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi penderitanya.
Dalam banyak kasus, perubahan gaya hidup yang cerdas seperti pola makan seimbang dan rutin berolahraga dapat membantu mengelola gejala ini secara efektif.
Jika gejala yang dialami parah atau sering terjadi, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"