KONTEKS.CO.ID – Sistem limfatik merupakan elemen penting dalam menjaga kekebalan tubuh manusia. Berikut ini penjelasan detail untuk memahami infeksi pada sistem limfatik.
Berfungsi untuk mengumpulkan cairan dari sel dan jaringan tubuh serta membantu mengarahkan kembali cairan tersebut ke dalam aliran darah.
Namun, ketika infeksi menyusup ke dalam sistem ini, terjadilah yang disebut dengan limfangitis, kondisi yang mengundang berbagai gejala yang perlu diwaspadai.
Memahami Infeksi pada Sistem Limfatik
1. Penyebab Limfangitis
Penyebab utama limfangitis adalah infeksi bakteri, meskipun kadang juga bisa disebabkan oleh infeksi parasit. Infeksi jamur juga dapat menjadi pemicu kondisi ini.
Bakteri yang paling umum terkait dengan limfangitis adalah streptokokus grup A. Namun, pada kasus tertentu, kondisi ini dapat berkembang tanpa adanya infeksi yang jelas.
Selain bakteri, infeksi jamur sering kali terjadi pada tukang kebun karena kehadiran jamur spesifik di tanah.
Interaksi dengan hewan atau serangga tertentu yang membawa bakteri juga bisa memicu limfangitis, seperti tergores atau digigit oleh kucing, anjing, atau kutu yang terinfeksi bakteri.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan limfangitis termasuk infeksi virus, vaksinasi, pemeriksaan tuberkulosis dengan menyuntikkan antigen tuberkulosis, serta pengobatan kutil dengan zat yang berasal dari kumbang lepuh hijau.
Dalam beberapa kasus, limfangitis juga dapat disebabkan oleh penyakit kronis seperti kanker atau kondisi medis seperti penyakit Crohn.
2. Gejala Limfangitis
Gejala limfangitis bisa bervariasi, antara lain:
- Demam dan menggigil.
- Pembesaran kelenjar getah bening di siku, ketiak, atau selangkangan.
- Perasaan tidak enak badan umum (malaise).
- Sakit kepala.
- Kehilangan selera makan.
- Nyeri otot.
- Garis-garis merah dari area terinfeksi ke ketiak atau selangkangan.
- Nyeri berdenyut di sepanjang area yang terdampak.
3. Diagnosis dan Pengobatan
Dokter dapat mencurigai limfangitis berdasarkan gejala yang muncul pada pasien.
Pengobatan antibiotik biasanya dimulai tanpa menunggu hasil tes untuk memulai perawatan secepat mungkin.
Tes kemudian membantu mengidentifikasi penyebab infeksi untuk meresepkan pengobatan yang tepat.
Jika penyebab infeksi tidak jelas, dokter mungkin melakukan tes darah atau biopsi pada kelenjar getah bening yang bengkak.
Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada umumnya, antibiotik diberikan untuk infeksi bakteri, sementara antijamur diberikan untuk infeksi jamur.
4. Potensi Komplikasi dan Tindakan Pencegahan
Dapat menyebabkan komplikasi serius seperti selulitis, bakteremia, sepsis, atau abses.
Untuk mencegahnya, pergi ke dokter jika gejala semakin buruk, garis merah muncul, ada tanda-tanda nanah atau cairan dari kelenjar getah bening, demam yang tidak reda, atau peningkatan rasa sakit di area terinfeksi.
Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai resep dan menghindari melewatkan dosis apapun. Perawatan yang tepat akan mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi.
Limfangitis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Dengan perawatan yang tepat, prognosis biasanya baik.
Namun, pemulihan memerlukan waktu bervariasi tergantung pada penyebab infeksi dan kondisi kesehatan mendasar lainnya.
Segera temui dokter jika menduga terkena limfangitis untuk menghindari komplikasi serius.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"