KONTEKS.CO.ID – Ada sebuah studi terbaru yang disajikan dalam Konferensi Internasional Alzheimer 2022 di San Diego. Studi ini mengungkapkan bahwa makanan ultraproses memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif.
Melansir dari TheHealthy, penelitian ini melibatkan lebih dari 10.000 pria dan wanita di Brasil selama hingga 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi ultraproses dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif.
Peneliti geriatri menyoroti bahwa mereka yang mengonsumsi lebih dari 20% kalori harian dari makanan ini memiliki tingkat penurunan kognitif sebesar 28% lebih cepat dan penurunan fungsi eksekutif sebesar 25% lebih cepat.
Ini adalah temuan yang mencengangkan, menunjukkan bahwa makanan ultraproses berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif yang signifikan.
Dampak Makanan Ultraproses di Berbagai Negara
Menurut Dr. Claudia Suemoto, salah satu penulis studi ini, di Brasil, makanan ini mencakup 25% hingga 30% kalori dalam diet rata-rata.
Sedangkan di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Kanada, persentase kalori dari makanan ini mencapai angka yang lebih tinggi, seperti 58%, 56,8%, dan 48%, masing-masing.
Sehingga, ini mengindikasikan bahwa konsumen di negara-negara Barat mungkin memiliki risiko lebih tinggi. Yaitu, terkait penurunan kognitif seiring bertambahnya usia dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Brasil.
Apa Itu Makanan Ultraproses?
Ini adalah jenis makanan yang dibuat dari ekstraksi zat seperti lemak, pati, gula tambahan, dan lemak hidrogenasi.
Makanan ini sering kali mengandung pewarna dan perasa buatan, pengawet, atau bahan tambahan lainnya untuk memperpanjang masa kedaluwarsa.
Contoh sajian ultraproses meliputi camilan seperti kue, kue kering, dan makanan beku, minuman ringan, serta makanan cepat saji.
Biasanya, makanan ini umumnya kurang sehat dibandingkan dengan makanan yang kurang diproses seperti buah, sayuran, dan biji-bijian.
Kesimpulan
Temuan ini menunjukkan bahwa makanan ini bukan hanya merugikan bagi tubuh tetapi juga merugikan fungsi kognitif. Oleh karena itu, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan ultraproses.
Serta, beralihlah ke makanan yang lebih alami dan sehat bisa menjadi langkah positif untuk menjaga kesehatan tubuh dan fungsi kognitif.
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif makanan ultraproses, penting untuk membuat pilihan makanan yang lebih bijaksana demi kesejahteraan jangka panjang kita.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"