KONTEKS.CO.ID – Keringat dingin atau diaphoresis adalah kondisi saat seseorang merasakan kedinginan pada tubuh saat berkeringat secara tidak normal.
Terlepas dari seberapa panas atau dinginnya lingkungan. Biasanya, kondisi ini timbul ketika seseorang sedang alami nervous.
Tanda Penyakit Apa?Â
Keringat ini merupakan hal yang wajar terjadi, karena kondisi ini merupakan respon tubuh manusia untuk bertahan hidup. Meski begitu, kondisi ini juga dapat muncul akibat kondisi lain yang menghambat oksigen atau peredaran darah ke seluruh tubuh.
Maka dari itu, bukan berarti diaphoresis dapat kamu sepelekan. Sebab, ada beberapa penyakit atau kondisi medis yang menimbulkan kondisi ini sebagai gejalanya.
Berikut adalah berbagai penyakit yang menimbulkan gejala keringat dingin:
1. Keringat Dingin: Syok
Syok terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap lingkungan yang ekstrem atau cedera parah.
Ketika tubuh mengalami syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang tubuh butuhkan untuk menjalankan fungsi vital.
2. Stres
Stres atau kecemasan bisa terpicu oleh berbagai hal. Umumnya, stres dapat terjadi akibat tanggung jawab yang berlebihan. Seperti tanggung jawab di rumah, di tempat kerja atau di sekolah.
Sama seperti syok, stres juga memicu keringat dingin akibat oksigen yang akan masuk ke otak terhambat.
3. Mual
Mual termasuk kondisi ringan yang bisa hilang dengan sendirinya. Ketika kamu mual, pasti merasa tidak enak badan dan ingin muntah, meskipun kamu tidak selalu muntah ketika merasa mual.
4. Keringat Dingin: Migrain
Migrain adalah jenis sakit kepala yang menyebabkan sakit parah untuk waktu yang lama. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain karena tubuh merespons rasa sakit.
Selain diaphoresis, migrain dapat menyebabkan pengidapnya kesulitan bicara, penglihatan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.
5. Vertigo
Berbeda dengan migrain, vertigo adalah pusing yang timbul dari perasaan seperti ruangan sekitar yang berputar.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat masalah dengan telinga bagian dalam dan kondisi yang berhubungan dengan dengan otak.
6. Keringat Dingin: Pingsan
Pingsan (sinkop) terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen ke bagian otak. Keringat dingin dapat muncul tepat sebelum atau setelah pingsan.
Pingsan akibat kekurangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, contohnya dehidrasi, kelelahan, hingga detak jantung yang terlalu cepat atau lambat.
7. Sepsis
Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi bakteri atau virus yang serius pada bagian tubuh seperti perut atau paru-paru.
Kondisi ini dapat menyebabkan darah menggumpal atau bahkan keluar dari pembuluh darah.
Akibatnya, organ lebih sulit mendapatkan darah dan oksigen segar, sehingga memicu keringat.
8. Keringat Dingin: Nyeri hebat akibat cedera
Rasa sakit akibat cedera, seperti patah tulang atau benturan keras di kepala dapat menyebabkannya.
Mirip dengan cara syok yang memicu keringat akibat organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
9. Hipoksia
Keringat dingin juga bisa terjadi akibat tubuh kekurangan oksigen atau hipoksia. Penyebab hipoksia mungkin karena penyumbatan, cedera, atau paparan racun atau alergen.
Hal tersebut dapat menyebabkannya dan memerlukan pengobatan segera. Pengobatan akan bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, jika kondisi ini terjadi akibat serangan jantung, kondisi ini perlu mendapatkan perawatan intensif rumah sakit.
Sementara itu, jika penyebabnya adalah sepsis, kondisi ini membutuhkan konsumsi antibiotik, dan tindakan untuk menstabilkan pernapasan dan jantung.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"