KONTEKS.CO.ID – Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis yang sering dihadapi oleh banyak orang di seluruh dunia.
Hipertensi dapat menyebabkan risiko berbagai masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ.
Selain pengobatan medis dan perubahan gaya hidup, beberapa pendekatan alternatif seperti Intermittent Fasting (puasa intermittently) telah menarik perhatian dalam mengatasi hipertensi.
Artikel ini akan membahas apa itu Intermittent Fasting dan apakah metode ini benar-benar dapat membantu mengatasi hipertensi.
Apa itu Intermittent Fasting?
Intermittent Fasting (IF) adalah pola makan tertentu yang melibatkan siklus antara periode makan dan puasa. Pendekatan ini berfokus pada kapan Anda makan, bukan apa yang Anda makan. Ada beberapa metode IF yang umum, di antaranya:
Metode 16/8: Menggunakan jendela waktu 8 jam untuk makan dan berpuasa selama 16 jam, biasanya dengan mengabaikan sarapan.
Metode 5:2: Mengonsumsi jumlah kalori normal selama lima hari dan mengurangi asupan kalori hingga sekitar 500-600 kalori pada dua hari non-berurutan dalam seminggu.
Metode Eat-Stop-Eat: Berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
Metode Alternate-Day Fasting: Berpuasa setiap hari bergantian, artinya berpuasa hari ini dan makan normal besok.
Intermittent Fasting dan Hipertensi: Apa Hubungannya?
Beberapa penelitian telah menyelidiki potensi manfaat Intermittent Fasting dalam mengurangi tekanan darah pada individu dengan hipertensi atau prediabetes. Berikut adalah beberapa temuan penelitian yang relevan:
Menurunkan Berat Badan: Intermittent Fasting dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi selama periode makan yang terbatas.
Penurunan berat badan yang terkontrol dapat memberikan manfaat positif bagi mereka yang menderita hipertensi, karena penurunan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan darah.
Meningkatkan Sensitivitas Insulin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Intermittent Fasting dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang buruk dapat berkontribusi pada perkembangan hipertensi dan diabetes.
Efek Anti-inflamasi: IF telah dikaitkan dengan efek anti-inflamasi pada beberapa penelitian. Inflamasi kronis dapat berperan dalam perkembangan hipertensi, dan pengurangan inflamasi dapat membantu mengurangi tekanan darah.
Perlu Dilakukan Penelitian Lebih Lanjut
Meskipun ada beberapa bukti pendukung potensi manfaat Intermittent Fasting untuk mengatasi hipertensi, perlu diingat bahwa masih ada banyak hal yang perlu dipelajari dalam hal ini.
Banyak penelitian yang telah dilakukan masih bersifat pralikuidasi atau memiliki ukuran sampel yang terbatas. Selain itu, respon terhadap Intermittent Fasting dapat bervariasi antara individu.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"