KONTEKS.CO.ID – Kata senggel telah menjadi pembicaraan hangat di berbagai platform media sosial, terutama di Jawa. Banyak kreator di media sosial yang mempopulerkan kata ini kepada pengikut mereka.
Bagi yang belum mengetahui arti kata senggel, sebaiknya mencari tahu lebih dahulu sebelum ikut-ikutan menggunakan kata tersebut.
Sebenarnya, arti kata senggel memiliki beragam makna. Kebanyakan orang menafsirkannya sebagai perilaku yang tidak baik. Dalam bahasa Jawa, kata senggel viral di medsos memiliki arti ajakan untuk berkelahi.
Umumnya, orang menggunakan kata senggel saat menantang orang lain untuk membuktikan siapa yang terhebat.
Kata senggel pertama kali populer di TikTok. Konten kreator mengunggah video seorang laki-laki berseragam SMA dalam keterangannya menuliskan, “Ratrimo senggel mawon mas”.
Unggahan tersebut kemudian banjir pertanyaan mengenai arti sebenarnya hingga menjadi viral di Twitter karena banyak yang tidak mengetahui.
Beberapa warganet yang paham dengan kata senggel menjelaskan bahwa arti dari kata tersebut adalah berantem atau duel.
Makna dari kata tersebut hampir sama dengan “gelud atau gelut” dalam bahasa Jawa, yang artinya berkelahi.
Orang Jawa menggunakan kata gelut saat mereka sedang kesal dengan seseorang. Untuk membuktikan siapa yang paling jago atau hebat, mereka akan menggunakan kata gelut. Oleh karena itu, penggunaan kedua kata tersebut tidak boleh sembarangan.
Meskipun memiliki artinya yang hampir sama, kata senggel dan gelut memiliki pemikiran yang berbeda. Biasanya, orang Jawa menggunakan kata tersebut untuk mengajak duel satu lawan satu atau sendirian. Sementara itu, penggunaan kata gelut lebih umum.
Selain istilah tersebut, ada beberapa kata dalam bahasa Jawa yang juga memiliki arti berkelahi, seperti “tukaran” dan “geger”. Kedua kata tersebut memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan kata senggel dan gelut.
Sebagai orang awam, sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu arti kata yang sedang viral. Jangan sampai salah berucap dan menyakiti orang lain atau menimbulkan perpecahan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"