KONTEKS.CO.ID – Siswa madrasah berprestasi, Fadhil Mufti Putra Fatria. Namanya mungkin tak terkenal, tapi menjadi rebutan lima perguruan tinggi terbaik di dunia.
Capaian siswa madrasah berprestasi kelas 12 MIPA MAN 1 Yogyakarta ini tentu diraih dengan kerja keras. Fadhil Mufti Putra Fatria harus menghadapi berbagai kendala, seperti kemampuan bahasa asing, biaya, serta bersaing dengan ratusan ribu pelajar dari belahan dunia lainnya.
Siswa madrasah berprestasi Fadhil Mufti Putra Fatria menegaskan, keberhasilannya menembus lima perguruan tinggi luar negeri adalah berkat usaha, ikhtiar, dan doa.
Fadhil -sapaan akrabnya- mengungkapkan, ada lima perguruan tinggi luar negeri yang telah menerimanya. Yaitu:
– University of British Columbia, Kanada, Kampus Vancouver, Prodi Geography of Environment and Sustainability, Faculty of Arts
– University of Toronto, Kanada: Kampus St. George, Prodi Environmental Geography, Faculty of Arts and Science, dan Kampus Scarborough, Prodi Environmental Geosciences Faculty of Arts and Science
– University of Sydney, Australia, Kampus Darlington/Camperdown, Prodi Geography, Faculty of Science
– Monash University, Australia, Kampus Clayton, Prodi Geographical Science, Faculty of Science
– University of Western Australia, Australia, Kampus Crawley, Prodi Integrated Earth and Marine Science, Faculty of Science.
“Insya Allah Faculty of Science di University of British Columbia, Vancouver, Kanada,” jawab Fadhil, saat dikonfirmasi tentang nama perguruan tinggi yang akan diambil.
Dia tertarik jurusan tersebut karena banyak materi blok yang sesuai dengan kebutuhannya. Fadhil juga tertarik ke Kanada karena ingin mendalami ilmu Limnologi (Studi mengenai Danau). Terlebih Kanada terkenal dengan jumlah danau yang banyak yang tidak bisa ditemukan di Indonesia.
“Menurut saya, University of British Columbia(UBC) merupakan tempat yang pas karena letaknya yang berada di dekat laut sehingga membuat lebih nyaman,” ujar siswa kelahiran 29 April 2005, yang bercita-cita ingin menjadi Analis Geospasial bidang Meteorologi dan Kartografer itu.
Untuk mendaftar ke UBC, sebelumnya dia mengikuti seleksi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Angkatan 2 Program Persiapan PTLN untuk memfasilitasi keinginannya.
Bulan Mei-Juni 2022 adalah periode di mana ia mendaftar BIM. “Alhamdulillah saya diterima. Untuk mendaftar beberapa universitas dilakukan mulai dari akhir Novermber 2022 hingga awal Februari 2023 dengan dibantu oleh pihak BIM,“ jelas putra pasangan Fatechul Hadi dan Tri Lestari itu.
Sebagai persiapan, tutur dia, masih banyak yang perlu dipersiapkan, terutama mental. Oleh karena itu Fadhil mencoba untuk mulai membiasakan bagaimana kondisi ke depannya terutama tantangan mengenai perbedaan bahasa.
Dia sering berlatih untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, meskipun tidak semata mata untuk tujuan mendapatkan nilai tes-seperti IELTS, IBT-yang tinggi, namun juga untuk berkomunikasi sehari hari.
MAN 1 Yogyakarta dinilainya sudah bagus dalam memfasilitasi siswa-siswinya Nmun beberapa hal seperti pelatihan dan pembimbingan untuk memfasilitasi bakat dan minat mungkin dapat dikembangkan lebih jauh kedepannya.
Dia juga berharap peserta didik bisa memanfaatkan semua fasilitas yang dimiliki madrasah. Karena madrasah memiliki banyak sekali potensi yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
“Cari pengalaman sebanyak-banyaknya, jangan hanya mengandalkan pengalaman yang didapat dari dalam sekolah, namun juga dari luar sekolah. Mulailah belajar bahasa Inggris, atau Integrasikan bahasa inggris pada semua kegiatan sehari hari, KBM, ngobrol dengan teman, atau bahkan dengan guru,” ujarnya untuk memovitasi adik-adik kelasnya.
Melansir laman Kemenag DIY, Kepala MAN 1 Yogyakarta Wiranto Prasetyahadi, merasa bersyukur dan mengapresiasi Fadhil.
“Alhamdulillah, Ananda Fadhil diterima di perguruan tinggi luar negeri. Semoga langkah awal Ananda ini, akan bermanfaat pada umat, masyarakat, agama, bangsa dan negara,” harapnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"