KONTEKS.CO.ID – Puma membatalkan sponsorship untuk timnas sepak bola Israel tahun depan. Pertanyaannya, benarkah ini dampak keputusan masifnya gerakan BDS?
Sekadar informasi, BDS adalah kampanye memberikan sanksi ekonomi kepada perusahaan yang terafiliasi hingga mendukung Israel.
Terkait keputusan Puma setop dukungan untuk Timnas Israel, menurut perusahaan pakaian olahraga Jerman itu, hal ini tidak ada hubungannya dengan perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.
“Keputusan Puma buat pada tahun lalu. Jadi jauh sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Putusan ini juga bukan akibat mempertimbangkan gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) atau penyebab eksternal lainnya,” kata juru bicara perusahaan kepada Fox Business dalam sebuah pernyataan, Rabu 13 Desember 2023.
“Sementara dua tim nasional yang baru terkontrak akan kami umumkan akhir tahun ini. Pada tahun 2024, kontrak beberapa federasi seperti Serbia dan Israel akan berakhir pada tahun 2024,” klaim juru bicara tersebut.
Keputusan tersebut, pertama kali Financial Times laporkan, dibuat pada 2022 sebagai bagian dari strategi lebih sedikit-lebih besar-lebih baik Puma. “Ini sejalan jadwal reguler untuk merancang dan mengembangkan seragam tim,” tambahnya.
Keputusan Puma Israel Terklaim sebagai Kemenangan BDS
Pengumuman bahwa Puma tidak lagi menyediakan kaus untuk tim sepak bola Israel terklaim sebagai kemenangan gerakan BDS pro-Palestina.
Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel (PACBI) mengatakan, Puma telah menjadi sasaran kampanye BDS di seluruh dunia sejak 2018. Ini akibat dukungannya terhadap apartheid Israel yang menindas jutaan warga Palestina.
Ribuan warga Palestina telah terbunuh dalam pertempuran antara Israel dan Hamas di Gaza sejak dimulainya perang, yang memicu kemarahan internasional atas kematian warga sipil.
“Bertahun-tahun tekanan global BDS terhadap PUMA dan kerusakan citranya harus menjadi pelajaran bagi semua perusahaan yang mendukung apartheid Israel. Bahwa keterlibatan mereka memiliki konsekuensi,” sebut PACBI.
Namun, Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) menolak karakterisasi keputusan kampanye BDS tersebut.
IFA mengatakan kepada Financial Times, mereka mempunyai opsi untuk memperpanjang kontrak dengan Puma selama dua tahun hingga 2026. Namun IFA menolak melakukannya pada bulan September karena gagal mencapai syarat dan ketentuan kontrak yang tersepakati. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"