KONTEKS.CO.ID –Â Apa perbedaan ZIP dan RAR? ZIP dan RAR merupakan dua jenis format file kompres yang biasa ditemui saat ini.
ZIP adalah standar kompresi data dengan pemampatan data, ukuran data akan lebih kecil sehingga penggunaan media penyimpanan maupun transfer data apa pun akan menjadi efisien.
Sementara, RAR adalah format file arsip yang dapat mendukung kompresi data, pemulihan kesalahan hingga rentang file.
Perbedaan ZIP dan RAR
Berikut ini lima perbedaan dari ZIP dan RAR, yaitu:
- Pembuatan File
Perbedaan utamanya adalah dari cara pembuatan kedua file-nya. File RAR hanya bisa dibuat oleh sebuah aplikasi khusus yang bernama WinRAR.
Sementara, format ZIP bisa dibuat tanpa harus memakai aplikasi atau program khusus, karena sistem operasi seperti Windows dan Android sudah mendukung format ZIP.
- Algoritma
Aplikasi Winrar mempunyai algoritma khusus yang dibuat sendiri dan tidak ada istilah khusus untuk menyebut nama algoritmanya.
Sementara, format ZIP menggunakan algoritma yang bernama Deflate.
Di mana data yang dikompres tersebut dengan algoritma ini akan bersifat lossless.
Sehingga, semua isi data akan kembali seperti semula yaitu seperti aslinya saat terekstrak.
- Batas dan Rate Kompresi
Format RAR bisa mengkompres file sampai dengan ukuran 8.589.934.591 GB. Sementara, pada format ZIP hanya bisa mengkompres file hingga ukuran 2 GB saja.
Jadi, file ZIP ini pemakaiannya lebih cenderung untuk file–file dengan ukuran yang kecil.
- Kecepatan Kompres
File dengan ZIP ini memiliki kecepatan kompres yang sangat cepat, karena dari awal desain format ZIP untuk jenis file yang berukuran kecil.
Sementara, RAR memiliki kecepatan kompres bisa relatif. Artinya kecepatan ini tergantung pengaturan yang terpakai serta pengaktifan fitur apa saja saat proses kompresi.
- Pembuat
Sebagai informasi, ZIP dan RAR ini pembuatnya orang yang berbeda. File RARÂ yang membuat dan mengembangkan yakni Eugene Roshal tepatnya pada tahun 1993.
Sementara, pertama kali yang membuat dan mengembangkan format ZIP adalah Phil Katz, tepatnya pada tahun 1989.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"