KONTEKS.CO.ID – Muhammad Husen (28), pelaku mutilasi bos depot air minum isi ulang di Semarang mengaku menyesal dan menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban Irwan Hutagalung.
Diketahui, Muhammad Husen menghabisi nyawa bosnya pemilik depot air minum menggunakan linggis dan dicor empat bagian di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, pada Selasa 4 Mei 2023.
“Mohon maaf kepada keluarga korban atas perilaku saya,” ujar Muhammad Husen, pelaku pemutilasi bos depot air minum, di Jalan Mulawarman Raya, Semarang, Jumat 12 Mei 2023.
Husen mengaku menyesal melakukan perbuatannya setelah melalui perenungan selama di tahanan.
“Saya menyesal telah melakukan ini semua sekali lagi saya ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya,” lanjutnya.
Selain kepada keluarga korban, dia juga mengucapkan maafnya kepada keluarganya sendiri.
“Setelah saya mendekam di sana saya renungi memang saya salah. Saya minta maaf juga sama keluarga saya sendiri atas perilaku saya seperti ini. Minta maaf semua, sama pihak kepolisian juga saya minta maaf,” kata Husen.
Sebelumnya, Muhammad Husen menikam dan membunuh bos depot air isi ulang di Semarang serta memutilasi tubuh korban dalam keadaan hidup-hidup.
“Dari awal puasa kemarin (mulai bekerja), dulu sebelum ikut korban saya kan di warmindo yang arah lapangan futsal, dari sana saya kenal sama korban. Soalnya yang biasa suplai galon ke sana,” kata Husen kepada wartawan.
Husen mengaku dendam kepada bosnya lantaran galak dan ringan tangan kepada dirinya.
“Setiap ada salah dan kesalahan kecil pasti dia main tangan. Contohnya ada pesanan galon harusnya 15 dia bilang cuma 14 atau 13 begitu, selesai ngirim dia pulang marah-marah langsung main tangan. Padahal dia yang bilang,” ujarnya.
Husen mengaku, sikap bosnya itu berbeda sebelum dirinya bekerja. Husen diperlakukan dengan baik saat awal bekerja.
“Kecewa orang yang dulu baik ternyata aslinya seperti itu,” ungkapnya.
Husen mengaku memiliki alasan lebih memilih membunuh dibanding keluar dari pekerjaan itu. Selain dendam, Husen mengaku diancam dibunuh.
“KTP saya pertama ditahan, kedua saya diancam kalau sampai keluar dari kerjaan itu langsung dihabisi, saya mau dibunuh,” kata Husen.
Husen kemudian ditangkap sehari setelah penemuan mayat itu.
Husen mengaku tak menyesali aksinya. “Karena saya merasa sakit hati saya sering dipukuli,” katanya.
Untuk diketahui, kasus ini terungkap saat warga menemukan mayat dicor di depot air isi ulang, Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Semarang, pada Senin 8 Mei 2023.
Selain dicor, korban juga dimutilasi menjadi empat bagian.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"