KONTEKS.CO.ID – Rekonstruksi penganiayaan Ken Admiral oleh Aditya Hasibuan, anak mantan Kabag Bin Ops Direktorat Narkoba Polda Sumut AKBP Achiruddin Hasibuan mengungkapkan sejumlah fakta.
Aditya Hasibuan, anak Achiruddin Hasibuan memeragakan sebanyak 27 adegan dalam proses rekonstruksi yang digelar di depan gedung Subdit IV Renakta Polda Sumut, pada Senin 8 Mei 2023 mulai pukul 10.25 hingga 18.30 WIB.
Direktur Ditreskrimum Polda Sumut, Kombes Sumaryono mengatakan, rekonstruksi penganiayaan dilakukan dalam dua kasus. Pertama, yakni Pasal 351 dengan tersangka Aditya Hasibuan. Kedua, dengan tersangka Achiruddin Hasibuan.
“Ada 27 adegan yang dilakukan. Kita ada beberapa adegan dikerucutkan lebih detail lagi,” ujar Sumaryono, ditulis Selasa 9 Mei 2023.
Dikatakan Sumaryono, rekonstruksi dilakukan untuk menggali fakta dan kebenaran dan kesesuaian barang bukti yang telah dikumpulkan penyidik selama ini.
Dalam rekonstruksi, Polda Sumut menghadirkan total 13 orang saksi termasuk kedua tersangka.
“Alhamdulillah, walaupun ada ketidaksesuaian keterangan antara saksi dan korban terhadap tersangka yang kita sangkakan itu tidak mengubah alur, kesesuaian fakta yang kita sangkakan selama ini,” jelasnya.
Sementara, sang korban Ken Admiral tidak hadir dalam proses rekonstruksi tersebut.
Pasalnya, Ken Admiral sedang berada di Inggris untuk menempuh pendidikannya. Perannya digantikan oleh penyidik.
Namun demikian, Ken Admiral menyaksikan proses rekonstruksi melalui video call melalui penasehat hukumnya.
Melalui sambungan video call tersebut, Ken Admiral juga menyampaikan sejumlah tanggapan saat rekonstruksi itu.
Dalam rekonstruksi itu, Achiruddin Hasibuan mengenakan rompi tahanan patsus berwarna oranye, kaos putih dan celana coklat.
Sedangkan anaknya, Aditya Hasibuan mengenakan baju tahanan warna merah dan celana pendek.
Nasehat dari Achiruddin Hasibuan
Sejumlah adegan diperagakan dalam rekonstruksi. Salah satunya momen ketika Achiruddin menasehati Aditya Hasibuan, Ken Admiral dan teman-teman mereka setelah terjadinya penganiayaan.
Diketahui, penganiayaan itu terjadi di rumah Achiruddin Hasibuan di Jalan Guru Sinumba, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan pada 22 Desember 2022 pukul 02.30 WIB.
Awalnya Ken Admiral bersama teman-temannya mengendarai Mini Cooper datang ke rumah itu meminta pertanggungjawaban.
Teman dari Ken Admiral bernama Rio pun memanggil manggil Aditya Hasibuan keluar rumah dan ditemui putra sulung Achiruddin bernama Arya Hasibuan.
Sejurus kemudian, Arya Hasibuan langsung memanggil ayahnya, Achiruddin Hasibuan.
Arya Hasibuan menoleh ke belakang dan berteriak ‘Ayah tengok dulu orang ini. Ayah keluar dulu’. Tak berapa lama AKBP AH keluar rumah. Dan saat itu juga Arya masuk.
Achiruddin keluar dari rumah dan langsung menanyakan maksud kedatangan Ken Admiral dan teman temannya.
Kemudian, pada pukul 02.50 WIB, Achiruddin menuju ke Mini Cooper untuk mengecek kerusakan mobil itu.
Pada pukul 03.05 WIB, Aditya Hasibuan keluar dari rumah bersama Raja Siregar dan temannya menuju pagar rumah. Aditya lalu mendekati Ken Admiral.
Kemudian terjadi cekcok dan Aditya menggertak Ken. Ken spontan memukul Aditya dan terjadilah penganiayaan tersebut.
Penganiayaan dan Makan Nasi Goreng
Sementara, saat terjadi penganiayaan Achiruddin ikut menyaksikan dan menyemangati Aditya Hasibuan agar tidak emosi.
Aditya Hasibuan berulang kali memukuli Ken Admiral sambil mengatakan ‘siapa yang bencong’.
Lalu tersangka Aditya Hasibuan menendang ke punggung belakang korban.
tak cukup sampai di situ, Aditya Hasibuan juga membenturkan kepala korban ke aspal berulang kali yang videonya viral di media sosial.
Usai penganiayaan, Achiruddin memerintahkan agar Aditya Hasibuan dan korban Ken Admiral bersama teman-teman mereka masuk dalam rumah dan Achiruddin menasehati mereka.
“Saat itu saya tanya kenapa kalian ribut. Anak saya mohon maaf, ‘dia bilang saya bencong’. Itu salah, saya bilang. Pemahaman orang nggak sama. Mungkin orang nggak terima,” kata Achiruddin saat rekonstruksi.
Setelah itu, Achiruddin menyuruh membeli nasi goreng. Atas inisiatif saksi Nico dan Raja teman dari Aditya Hasibuan membeli nasi goreng.
Lalu mereka pun makan-makan dan membersihkan luka luka yang dialami Ken Admiral.
“Saya bilang, udahlah kalian sudah siap berantem jangan kemana-mana kasus ini. Ini yang kalian mau kan?” ucap Achiruddin.
Setelah makan nasi goreng dan minum teh manis, Achiruddin menyuruh Aditya Hasibuan, Ken Admiral dan teman teman mereka berdiri untuk saling memaafkan.
Tersangka Aditya minta maaf lebih dulu kepada korban.
“Setelah mereka selesai berkelahi satu lawan satu saya ajak duduk di joglo bersihkan wajah pakai tisu. Saya tanya ini kan sudah selesai, ini yang kalian mau kan? Kau dek (Aditya) terima kan, kau Ken terima?” ungkapnya.
Achiruddin juga sempat berpesan kepada Aditya Hasibuan agar lebih baik menghindar ketika mendapatkan perkataan tak senonoh dari orang lain.
“Saya sampaikan kau dek (Aditya) lain kali kalau dimaki-maki orang kau menghindar tak usah kau layani. Mau dibilang kau bencong, kau kayak isi celana dalam, ngapain kau tanggapi orang kau gak bencong kok,” jelasnya.
“Ayah aja sekarang kalau ada yang bilang heh begini kau, Sepanjang tangan dia nggak masuk, saya menghindari,” ujarnya.
“Jadi sebisa mungkin hindari masalah. Kalau ada masalah seperti ini kita selesaikan. Ini mau kalian dua kan?,” sambungnya.
Menurut Achiruddin, saat itu Ken Admiral dan Aditya Hasibuan sudah saling bermaafan. Dia berharap peristiwa itu dijadikan pelajaran.
Dalam rekonstruksi Achiruddin menyerahkan uang Rp1 juta dalam amplop untuk biaya berobat Ken Admiral.
Setelah penganiayaan dan berdamai, ia mengantar Ken Admiral dan teman-temannya menuju mobil Mini Cooper.
“Saya bisikkan. Nak ini ada uang Rp1 juta nanti pulang bawa adikmu berobat ya. Masalah kaca spion kalau rusak. om tanggung jawab. Saat Rio datang pertama dia mengaku abang korban. Bahkan saya mengantar sampai ke mobil,” ungkapnya.
Achiruddin Hasibuan Minta Maaf
Achiruddin Hasibuan juga mengaku sudah meminta maaf kepada keluarga besar Ken jauh sebelum kasus ini bergulir.
“Saya sudah minta maaf sejak awal. Mohon maaf kepada om-nya Ken saya juga sudah minta maaf. Saya nggak usah sebut nama. Saya sudah chatting 20 kali,” kata Achiruddin saat rekonstruksi.
Achiruddin mengaku sudah pernah bertemu dengan keluarga dari Ken Admiral. Namun saat itu situasi belum kondusif.
Dia lantas berinisiatif meminta maaf kepada paman dari Ken Admiral yang bertugas di kepolisian.
“Pertama-tama dulu ketemu. Tapi situasi belum kondusif. Jadi nggak tercapai. Tapi saya minta petunjuk ke beliau (om dari korban). Tapi tidak ada. Ini sudah jalan Allah. Pasti ini yang terbaik,” ungkapnya.
Menurut Achiruddin, paman korban Ken Admiral merupakan Komisaris Besar Edy Pariadi yang saat ini menjalani Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Sespim Lemdiklat Polri atau Sespimti.
“Makanya saat pengarahan saya setelah kejadian, saya bilang kita sama-sama keluarga polisi, itu yang kita sama-sama sedih. Anak orang kita damaikan, anak saya sendiri tidak bisa kita damaikan,” ungkapnya.
Achiruddin juga mengungkap sejumlah nama keluarga para saksi yang merupakan pejabat Polri.
“Kasmal itu anak dari Dan Sat Brimob Polda Kepri Kombes Pol Rendra Salipu. Sekarang sedang Sespimti. Si Rio ngakunya anak Kombes Pol Munawir, Dir Samapta Polda Aceh,” ungkapnya.
Achiruddin pasrah
Achiruddin mengaku pasrah dengan kasus penganiayaan yang menjadikan dirinya dan sang anak Aditya Hasibuan sebagai tersangka.
“Kita yah gimana yah. Gak bisa saya sampaikan apa-apa lagi,” ujar Achiruddin usai rekonstruksi.
Achiruddin mengaku hanya bisa menjalani proses hukum yang telah berjalan.
Namun, dia tetap berharap yang terbaik untuknya dan sang anak Aditya Hasibuan.
“Saya berterima kasih kepada penyidik, sudah bekerja maksimal. Mudah-mudahan yang terbaik yang datang. Saya begini yah,” ujarnya.
“Saya ngomong pun nggak ada artinya. Saya ikut saja. Konsekuensinya apa, saya terima. Apa kebijakan pimpinan terhadap saya, saya siap,” tandasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"