KONTEKS.CO.ID - Keputusan NJZ (sebelumnya dikenal sebagai NewJeans) untuk melawan HYBE dan ADOR mendapat respons negatif dari asosiasi industri musik Korea.
Alih-alih dianggap sebagai langkah berani, tindakan mereka justru dinilai sebagai ancaman bagi ekosistem industri K-Pop.
Lima asosiasi musik besar, yakni Korea Management Federation, Korea Entertainment Producer's Association, Record Label Industry Association of Korea, Recording Industry Association of Korea, dan Korea Music Content Association, secara resmi menyatakan keprihatinan mereka.
Baca Juga: Kapolri Ajak Band Sukatani Jadi Duta Polri Usai Lagu 'Bayar Bayar Bayar' Viral, Ini Alasannya
Dalam pernyataan yang dikutip dari Korea Times pada Kamis (20/2/2025), mereka menyebut tindakan NJZ dan Min Hee Jin sebagai bentuk tampering.
Praktik tersebut merujuk pada kontak tanpa izin dengan artis yang masih terikat kontrak untuk mendorong pelanggaran kontrak tersebut.
Kekhawatiran terhadap Masa Depan Industri K-Pop
Asosiasi musik ini mendesak pemerintah Korea Selatan untuk segera menetapkan undang-undang yang lebih ketat guna mencegah praktik manipulasi dan tampering di industri hiburan.
Mereka menegaskan bahwa jika kasus semacam ini terus terjadi, maka stabilitas industri K-Pop dapat terancam.
Baca Juga: Anggota DPR Kerja 5 Tahun tapi Nikmati Uang Pensiun Seumur Hidup, Segini Besarannya
"Demi memastikan perkembangan industri seni dan budaya pop yang sehat dan berkelanjutan, kami mendesak sejumlah agensi dan artis untuk berhenti memanipulasi opini publik demi keuntungan mereka sendiri."
"Kami juga dengan sungguh-sungguh meminta Majelis Nasional dan pemerintah untuk menerapkan dukungan kebijakan guna memberantas manipulasi," kata mereka.
Pernyataan ini merujuk pada tindakan NJZ dan Min Hee Jin yang secara terbuka menyuarakan konflik mereka dengan ADOR dan HYBE.
Bahkan, kelima member NJZ secara langsung mengumumkan pembatalan kontrak mereka pada November 2024 dalam konferensi pers yang disiarkan luas oleh media.