KONTEKS.CO.ID - Pengungsi Ukraina mulai perlahan menjadi beban bagi anggota Uni Eropa (UE).
Pengungsi Ukraina tidak lagi diterima di negara satu ini, setelah sebelumnya menerima dengan tangan terbuka.
Estonia mengaku tidak akan mampu menangani kemungkinan masuknya pengungsi baru dari Ukraina dan mengharapkan negara-negara UE lainnya, seperti Finlandia, untuk mengakomodasi mereka. Hal tersebut dikatakan Perdana Menteri Kaja Kallas, sebagaimana dilaporkan RT.
Tallinn sudah memiliki kesepakatan tentatif dengan Helsinki tentang masalah ini.
Kallas mengungkapkan kebanggaan atas kemurahan hati yang ditunjukkan oleh bangsanya terhadap Ukraina sejak awal konflik dengan Rusia, tetapi ia menambahkan, “semua ada batasnya dan begitu kami tidak lagi dapat menerima orang karena kami kehabisan perumahan dan pekerjaan, maka yang lain akan berbuat lebih banyak.”
“Kami berbicara dengan Finlandia tentang fakta bahwa kami tidak lagi dapat membantu pengungsi dari Ukraina, dan Finlandia mengatakan mereka dapat menampung lebih banyak orang,” tambah Kallas.
Oleh karena itu, pejabat Estonia akan memberi tahu pengungsi Ukraina yang baru tiba bahwa mereka harus pindah ke negara lain, termasuk Finlandia.
Estonia sejauh ini belum menyaksikan lonjakan pendatang baru meskipun situasi memburuk di Ukraina, perdana menteri melaporkan.
Pemerintah memberikan bantuan ke Kiev “untuk menciptakan kondisi kehidupan di sana, sehingga orang tidak pergi,” katanya.
Beberapa pejabat Estonia sebelumnya menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan gelombang pengungsi Ukraina lainnya.
Menteri Luar Negeri Urmas Reinsalu menyerukan untuk membangun kontrol perbatasan di dalam Zona Schengen sehingga pemerintah dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berapa banyak warga Ukraina yang tinggal di Estonia daripada transit ke negara lain.
“Lebih dari 100.000 warga negara Ukraina memasuki Ukraina, dan kami perlu tahu persis di mana orang-orang itu berada, dan memeriksa kedatangan dan keberangkatan,” katanya.
Menurut Reinsalu, sekitar 20.000 pengungsi Ukraina yang menyatakan niat mereka untuk tetap tinggal di Estonia, tidak pernah menerima status pengungsi. “Dan kami tidak tahu apakah 50.000 orang atau lebih itu… ada di sini atau telah pergi,” ucap Reinsalu.
Menteri Dalam Negeri, Lauri Laanemets, mengkritik gagasan Reinsalu dengan alasan biaya dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakannya. ***