KONTEKS.CO.ID – Stok minyak AS turun sekitar 2,4 juta barrel. Persediaan minyak mentah ini turun bersamaan dengan stok dari hasil penyulingan. Demikian hasil riset Reuters, Senin 9 Januari.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan minyak stabil pada Selasa kemarin di tengah ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat.Â
“Meski stok minyak AS turun, sebagai pengguna minyak terbesar dunia, hal ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membatasi permintaan bahan bakar. Dan China, importir minyak terbesar dunia dan konsumen terbesar kedua, membuka perbatasannya selama akhir pekan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun,” jelasnya.
China juga mengeluarkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023, menurut sumber dan dokumen yang ditinjau oleh Reuters pada Senin, meningkatkan total untuk tahun ini sebesar 20% dari waktu yang sama tahun lalu.Â
Tetapi para analis memperingatkan bahwa kebangkitan permintaan China mungkin memainkan peran terbatas untuk menaikkan harga minyak di bawah tekanan ke bawah ekonomi global.
Dua pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mengharapkan tingkat kebijakan Fed – sekarang di 4,25% hingga 4,5% – perlu naik secara bertahap ke 5,0-5,25% untuk mengendalikan tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Pembuat kebijakan Fed mengatakan data inflasi baru yang keluar akhir pekan ini akan membantu mereka memutuskan apakah mereka dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga pada pertemuan mereka yang akan datang, menjadi hanya kenaikan seperempat poin daripada kenaikan yang lebih besar yang mereka gunakan untuk sebagian besar tahun 2022.
Kelompok industri American Petroleum Institute akan merilis data persediaan minyak mentah AS dan Administrasi Informasi Energi, cabang statistik dari Departemen Energi AS, akan merilis angkanya sendiri.Â
Saat pasar Eropa harga minyak diperdagangkan di level US76,88 per barel pada jam 20.15 wib Sedangkan dalam perdagangan di hari Selasa harga minyak akan diperdagangkan melebar tapi condong melemah di rentang US71,50 per barrel – US76,30 per barrel. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"