KONTEKS.CO.ID â Kinerja industri makanan dan minuman tetap moncer meski perekonomian dunia sempat terpuruk dihantam pandemi dan di tengah ketidakpastian global.
Industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57% (yoy) dan mencatatkan diri sebagai subsektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada triwulan-III tahun 2022, yaitu sebesar 38,69%. Hal tersebut mampu tercapai berkat kolaborasi yang baik antara pemerintah dan para pelaku industri makanan dan minuman.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya tengah memacu penerapan industri 4.0 pada subsektor manufaktur ini. Untuk akselerasi, kementerian melakukan bimbingan teknis transformasi industri bagi manager dan engineer, verifikasi Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan pendampingan dalam penerapan industri 4.0 dengan target 800 perusahaan pada tahun 2022 dan 2023.
Dalam upaya untuk terus mendorong daya saing industri ini, ketersediaan bahan baku industri turut diperhatikan untuk mendukung roda produksi. Terkait dengan jaminan ketersediaan bahan baku ini, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian yang memastikan industri bisa memperoleh bahan baku melalui neraca komoditas.
âTentu kami di Kemenperin akan terus berusaha menjamin bahwa rekan-rekan industri memiliki kecukupan bahan baku, dan komitmen dari Kemenperin, kami ingin terus memfasilitasi sehingga tidak ada subsektor manufaktur yang left behind,â tegas Agus.
Saat berbicara dengan Forum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Agus memberikan apresiasi atas pencapaian dan usaha yang dilakukan pelaku industri. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"