KONTEKS.CO.ID – Harga emas mengalami koreksi pada awal pekan ini, Senin 13 Mei 2024. Ini akibat terpukul data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pertumbuhan yang melambat dan tekanan inflasi yang meningkat.
Pada pukul 06.57 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2024 di Commodity Exchange tercatat sebesar USD 2.366,60 per ons troi. Angka ini turun sebesar 0,35% dari level akhir pekan sebelumnya yang mencapai USD 2.375 per ons troi.
Ekonomi AS melambat dan tercermin dalam penurunan sentimen konsumen ke level terendah dalam enam bulan. Selain itu perlambatan klaim pengangguran, termasuk harga emas telah mendorong spekulasi pasar akan pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve AS.
Namun, para pembuat kebijakan terus memberikan sinyal bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi hingga inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%.
Emas, yang umumnya mengalami kenaikan saat suku bunga rendah, menghadapi tekanan dari ekspektasi perlambatan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Meskipun demikian, sebagai safe haven selama periode inflasi tinggi, emas tetap menarik minat investor.
Peningkatan harga emas sebesar hampir 15% sepanjang tahun ini didukung oleh pembelian oleh bank sentral dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Ini meningkatkan daya tarik logam mulia sebagai aset safe haven.
Namun, harga emas masih menghadapi tantangan berat pekan ini. Data inflasi AS yang akan rilis pada Rabu 15 Mei 2024 menjadi fokus utama, karena akan menentukan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Jika data tersebut menunjukkan penurunan inflasi, optimisme terhadap pemangkasan suku bunga bisa meningkat, sementara sebaliknya dapat menekan harga emas.
Selain itu, banyaknya pernyataan dari pejabat Federal Reserve AS, termasuk Vice Chair Philip N. Jefferson, Chairman Jerome Powell, dan Gubernur Christopher J. Waller, di berbagai acara dan konferensi juga akan menjadi sorotan pasar.
Pernyataan mereka dapat memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter masa depan, yang akan mempengaruhi harga emas.
Di sisi lain, permintaan lokal terhadap emas telah menurun sekitar 50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh antisipasi fluktuasi harga emas lebih lanjut.
Meskipun harga emas mencapai rekor tertinggi, kebanyakan orang tetap menyimpan emas mereka sebagai investasi aman dan penyimpanan nilai yang andal.
Meski demikian, ekspektasi lonjakan permintaan emas dan perhiasan harapannya meningkat menjelang musim panas, terutama dengan kedatangan ekspatriat dan musim pernikahan yang mendekat.
Meskipun situasi di wilayah tersebut sulit terprediksi, para pelaku industri berharap untuk melihat peningkatan bisnis pada akhir bulan ini.
Dengan demikian, harga logam mulia ini berhadapan dengan berbagai tantangan pekan ini. Baik dari data ekonomi AS maupun sentimen pasar global.
Pasar akan tetap waspada terhadap perkembangan yang dapat mempengaruhi arah harga logam mulia ini di masa mendatang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"