KONTEKS.CO.ID – Harga batu bara dunia mengalami penurunan. Ini terjadi setelah proyeksi permintaan batu bara dari China kemungkinan hanya meningkat sedikit atau cenderung datar pada 2024.
Pada perdagangan Kamis, 9 Mei 2024, harga batu bara Newcastle kontrak Juni tercatat sebesar USD142 per ton. Harga ini menurun sebesar 2,75% dibandingkan hari sebelumnya.
Penurunan ini seiring dengan pembatasan permintaan dari sektor-sektor utama di China seperti baja, properti, dan infrastruktur.
Sektor properti dan infrastruktur di China sedang mengalami perlambatan. Padahal sektor ini yang secara kolektif menyumbang sekitar 60% dari total baja yang dalam negeri konsumsi.
Hal ini membatasi permintaan akan bahan baku baja seperti batu bara.
“Prospek untuk segmen-segmen ini, terutama infrastruktur, masih belum jelas pada saat pemerintah daerah berusaha keras mengendalikan beban utang mereka dengan proyek-proyek yang dialihkan ke kemitraan publik-swasta,” kata seorang pedagang yang berbasis di Xiamen.
China kemunginan akan mengonsumsi sekitar 595,64 juta metrik ton batu bara pada 2024. Angka ini naik sebesar 0,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, pasar tidak terlalu optimis terhadap permintaan batu bara kokas hingga sisa tahun 2024.
Para analis memperkirakan bahwa tingkat pertumbuhan konsumsi batu bara China yang terpenuhi telah melambat selama dua tahun terakhir.
China, selain bergantung pada produksi dalam negeri, juga gemar melakukan impor batu bara.
Namun, tren ini mengalami perubahan, dengan impor batu bara China kemungkinan sebagian besar berasal dari Mongolia dan Rusia pada tahun ini.
Sedangkan Australia, yang merupakan pemasok batu bara metan terbesar ke China, mengalami penurunan pangsa pasar secara drastis.
Ini terjadi setelah larangan informal yang menghentikan impor ke China selama hampir dua tahun.
Meskipun demikian, pembuat baja tetap merupakan pilar penting dalam perekonomian China.
“Pembuatan baja masih merupakan salah satu pilar perekonomian China, sehingga kemungkinan tidak akan terlalu memburuk meskipun kondisinya menurun,” kata analis dari konsultan Tianfeng Securities yang berbasis di Wuhan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"