KONTEKS.CO.ID – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengingatkan pemerintah agar tidak terburu-buru mengambil keputusan soal ekspor listrik ke Singapura.
Terkait hal ini, pemerintah justru diminta untuk fokus meningkatkan capaian bauran Energi Baru Energi Terbarukan (EBET) di dalam negeri ketimbang mengekspor ke negara lain.
Faktanya bauran EBET masih minim, baru sekitar 35-40 persen dari total bauran yang diharapkan. Bahkan target tersebut akan dikurangi.
“Prioritaskan keperluan domestik lebih dulu. Ini kan lucu, belum apa-apa sudah akan ekspor. Kenapa ngebet ekspor? Ini kan terkesan menjadi sekedar berorientasi bisnis dan tidak tepat bagi ketahanan energi nasional. Kecuali kita sudah surplus listrik EBET,” kata Mulyanto dalam keterangan pada Rabu, 1 Mei 2024.
Mulyanto juga mengingatkan bahwa dalam draft RUU Energi Baru Energi Terbarukan (EBET) yang tengah dibahas di DPR, bahwa prioritas EBET untuk keperluan domestik, dan bukan untuk ekspor.
Karena itu, DPR ingin pemerintah fokus pada proses produksi, distribusi dan transisi listrik batu bara ke listrik EBET secara baik dan terarah. Dalam pembahasan RUU EBET sama sekali tidak dibahas mengenai ekspor.
“Pemerintah jangan loncat ke masalah yang belum pernah dibicarakan dengan DPR. Karena urusan ekspor energi jangan hanya diliat dari kaca mata bisnis saja, tapi yang utama harus ditelaah dari sudut pandang ketahanan energi nasional,” kata Mulyanto yang merupakan anggota Panja RUU EBET.
Sebelumnya diberitakan Pemerintah akan mengekspor listrik EBET ke Singapura. Keputusan tersebut disampaikan usai Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura pekan lalu.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"