KONTEK.CO.ID – Cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mengalami penurunan sebesar USD3,65 miliar atau setara Rp54,75 triliun (dengan kurs dolar Rp 15.000 sesuai APBN 2024).
Penurunan ini merupakan rekor terbesar sejak Mei 2023. Posisi cadangan devisi saat ini berada di level USD140,4 miliar.
Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, dalam tiga bulan pertama tahun 2024, nilai cadangan devisa Indonesia telah menyusut hampir USD6 miliar atau setara Rp90 triliun.
Padahal posisi cadangan devisa akhir tahun lalu masih mencapai USD146,38 miliar.
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono, pada Jumat, 4 April 2024 menjelaskan, penurunan cadangan devisa ini karena beberapa faktor.
Di antaranya pembayaran utang luar negeri pemerintah, kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah mengingat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Meskipun terjadi penurunan, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret masih setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Hal ini masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” katanya.
Rupiah Melemah terhadap Dolar
Namun, di sisi lain, rupiah mengalami pelemahan signifikan mendekati angka Rp16.000 per dolar AS.
Ini mencatatkan penurunan nilai lebih dari tiga persen sejak awal tahun.
Pelemahan ini karena tekanan sentimen global dan sentimen domestik, khususnya kekhawatiran asing terhadap pengelolaan fiskal pemerintah yang baru.
Itulah yang memicu arus jual investor asing di pasar surat utang.
Sebelumnya, pemerintah dan DPR telah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024.
Yakni pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi 2,8 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
Pendapatan negara di estimasi Rp2.802,3 triliun, dengan sumber terbesar dari penerimaan perpajakan.
Sementara itu, belanja negara dalam APBN 2024 rencananya mencapai Rp 3.325,1 triliun.
Alokasi terbesar untuk belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Defisit APBN 2024 telah disepakati oleh DPR sebesar 2,29 persen dari PDB atau sekitar Rp522,8 triliun.
Pembiayaan investasi pada tahun 2024 targetnya mencapai Rp176,2 triliun dengan pendekatan yang selektif dan intensif.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"