KONTEKS.CO.ID – Bank Dunia ikut mengomentari program makan siang gratis paslon 02, Prabowo-Gibran.
Mereka mewanti-wanti agar pemerintah Indonesia waspada pada batas defisit anggaran fiskal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jika program tersebut terlaksana.
Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, program makan siang gratis ini akan masuk dalam APBN 2025.
Rencananya, setiap satu anak akan mendapat jatah Rp15.000 untuk makan siang gratis.
“Semua rencana perlu disiapkan dan juga biaya. Biaya disiapkan dan kemudian dibandingkan dengan lagi ketersediaan sumber daya,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia & Timor Leste, Satu Kahkonen, Selasa, 27 Februari 2024.
Dia mewanti-wanti agar jangan sampai defisit fiskal tersebut melebihi dari ketentuan Undang-Undang yakni 3 persen dari produk Domestik Bruto (PDB).
“Dan juga mempertahankan stabilitas makroekonomi dan stabilitas fiskal,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2024 melebar hingga 2,8 persen.
Sebelumnya, defisit APBN 2024 targetnya hanya sebesar 2,29-2,3 persen.
Di tahun 2023, Kementerian Keuangan mencatat defisit sebesar 1,65 persen dari PDB atau sebesar Rp347,6 triliun.
Defisit tersebut lebih rendah dari target pada APBN 2023 sebesar 2,84 persen PDB atau pada Perpres 75/2023 sebesar 2,27 persen terhadap PDB.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"