KONTEKS.CO.ID – Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan kepada Reuters bahwa nilai ekspor Indonesia dapat mencapai 280 miliar dolar AS (4.373 triliun rupiah) hingga akhir 2022.
Prediksi Luhut tersebut didasarkan pada kenaikan ekspor besi baja, seiring kebijakan pemerintah untuk melarang ekspor bahan baku pembuatan besi baja yaitu nikel ore. Selain itu, nilai ekspor Indonesia juga didukung oleh kenaikan harga jual komoditas yang lain.
Luhut juga menyebut bahwa nilai ekspor Indonesia berpotensi menembus angka 300 miliar dolar AS (~4.686 triliun rupiah) pada 2024. Proyeksi ini didasarkan pada rencana pemerintah yang akan melarang ekspor tembaga, bauksit, dan timah untuk mendukung hilirisasi.
Proyeksi Luhut mengenai pertumbuhan ekspor Indonesia hingga akhir 2024 lebih tinggi ~29,3% dibandingkan realisasi ekspor pada 2021 yang mencapai 232 miliar dolar AS. Namun, hal tersebut hanya dapat tercapai jika aktivitas hilirisasi berjalan sesuai rencana.
Di sisi lain, laju ekspor Indonesia berpotensi menghadapi tantangan berupa perlambatan ekonomi negara importir, misalnya China. Pada 2021, China merupakan importir terbesar untuk komoditas batu bara (6,2%), minyak sawit (19%), hingga besi baja (1,27%). ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"