KONTEKS.CO.ID – PT PLN (Persero) berhasil mereduksi emisi karbon hingga 1,05 Juta ton CO2e dan memproduksi energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh) sepanjang 2023.
Hasil tersebut dari pemanfaatan biomassa pada teknologi co-firing pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya terus mengembangkan teknologi untuk menjawab tantangan.
“Teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di Tanah Air. Dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan, selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil,” ujar Darmawan kepada wartawan pada Rabu, 3 Januari 2024.
Darmawan mengatakan, teknologi co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal, namun tetap murah bagi masyarakat.
“Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa,” kata Darmawan.
Sepanjang 2023, PLN telah menyerap biomassa sebanyak 1 Juta ton untuk 43 PLTU yang tersebar di tanah air.
Angka ini tumbuh lebih dari 71 persen dibandingkan realisasi serapan biomassa tahun 2022 yang sebesar 585 ribu ton.
Secara bersamaan, PLN terus melakukan uji coba teknologi ini hingga tahun 2025 agar 52 PLTU di Indonesia bisa seluruhnya menggunakan co-firing.
Pada akhir 2023, PLN telah berhasil mengimplementasikan PLTU secara hybrid dimana 100 persen biomassa beroperasi selama 15 hari dalam satu bulan di PLTU Sintang, Kalimantan Barat.
Capaian ini merupakan yang pertama dan terlama di Indonesia, sekaligus sebagai jawaban masa depan energi bersih di tanah air.
“100 persen penggunaan biomassa ini adalah bentuk konsistensi PLN Group dalam menghadirkan energi bersih untuk Indonesia yang lebih baik,” terang Darmawan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"