KONTEKS.CO.ID – Rencana Pfizer menaikkan harga vaksin COVID-19 sebanyak empat kali lipat di AS tahun depan di luar ekspektasi Wall Street.
Pembuat obat, yang mengembangkan dan menjual vaksin dengan BioNTech Jerman, mengatakan pada Kamis malam, bahwa mereka menargetkan harga di kisaran Rp1,7 juta-2 jutaan per dosis vaksin begitu Amerika Serikat mengomersialkannya tahun depan.
Analis mengatakan langkah itu dapat menyebabkan kenaikan harga oleh para pesaing pembuat vaksin. Amerika Serikat adalah salah satu pelanggan terbesar untuk pasar Pfizer/BioNTech COVID-19.
Perusahaan telah memvariasikan harga selama pandemi, dengan negara-negara kaya membayar paling banyak untuk vaksin. Sedangkan negara termiskin paling sedikit membayar.
Pfizer mengatakan, mereka memiliki kontrak dengan negara maju lainnya yang diperpanjang hingga 2023 dengan harga yang disepakati sebelumnya. “Kontrak akan beralih ke harga normal karena model distribusi pandemi memudar,” kata Pfizer dilansir Reuters, Senin, 24 Oktober 2022.
Pendapatan Meroket
Analis Wells Fargo, Mohit Bansal, mengatakan, kisaran harga baru untuk vaksin dapat menambah sekitar Rp38 triliun hingga Rp46,7 triliun pendapatan tahunan untuk Pfizer.
“Ini jauh lebih tinggi dari asumsi kami Rp778.000 50 per suntikan vaksin, dan bahkan dengan asumsi harga bersih Rp1,2 juta di negara-negara berpenghasilan tinggi, kami melihat Rp31.000-an per saham naik dari perkiraan berdasarkan harga baru,” tulis Bansal dalam sebuah catatan penelitian.
Kelompok akses vaksin global Aliansi Vaksin Rakyat, yang telah mendorong Pfizer untuk mengizinkan pembuatan salinan vaksin yang lebih murah, menyebut kenaikan harga yang diusulkan sebagai “perampokan di siang hari”.
“Kisaran harga yang diumumkan oleh Pfizer mewakili markup lebih dari 10.000% dari perkiraan para ahli tentang biaya pembuat vaksin untuk memproduksi suntikan,” kata Aliansi Vaksin Rakyat.
Target harga Pfizer untuk vaksin COVID-nya jauh di atas biaya suntikan influenza tahunan. Di bawah program Medicare AS, Gedung Putih membayar sekitar Rp312.000 hingga Rp467.000 untuk suntikan flu standar dan sekitar Rp1,1 juta pada suntikan dosis tinggi.
Pengumuman publik mengenai kisaran harga baru tersebut bisa menjadi lampu hijau bagi Moderna dan Novavax untuk melakukan hal sama. “Kami berharap Moderna beradaptasi dengan sinyal ini,” ujar analis SVB Securities, David Risinger, dalam sebuah catatan penelitian.
Dia menambahkan, pihaknya melihat Pfizer/BioNTech, Moderna dan Novavax memiliki harga dalam kisaran yang sama di masa mendatang.
Moderna sebelumnya memperkirakan ekspektasi harga komersial dalam kisaran Rp997.000-Rp1,6 juta per dosis.
Chief Commercial Officer Novavax, John Trizzino mengatakan, kepada Reuters, sebelum pengumuman Pfizer, bahwa perusahaannya akan mempertimbangkan harga yang lebih rendah untuk mendapatkan pangsa pasar.
“Kami perlu memastikan bahwa… kami memiliki stok di apotek, kami tersedia di penyedia layanan kesehatan,” kata Trizzino.
“Sejauh kita harus melakukan sesuatu dengan harga untuk memastikan itu terjadi, maka mungkin itu tuas yang akan kita tarik,” janjinya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"