KONTEKS.CO.ID – Kebijakan sanksi Uni Eropa dan keinginannya untuk meninggalkan minyak dan gas Rusia akan merugikan Eropa hingga 1,6 triliun euro pada 2023. Demikian hal tersebut diungkapkan analis Yakov&Partners, mantan divisi Rusia di McKinsey.
Dalam studi perusahaan konsultan tentang situasi energi Eropa saat ini, para ahli mencatat bahwa negara-negara Uni Eropa telah meluncurkan “intervensi regulasi dan keuangan aktif,” untuk mencoba mengurangi dampak dari krisis energi yang sedang berlangsung.
Menurut analis, kerugian utama adalah kemungkinan hilangnya daya saing dan penutupan sejumlah industri yang paling membutuhkan energi akibat kekurangan gas dan kenaikan harga keseluruhan produk energi.
“Melakukan intervensi akan menyebabkan defisit anggaran hingga 2 triliun euro per tahun dengan tingkat beban utang sektor negara Uni Eropa pada 100% dari PDB,” mitra di Yakov & Partners dan rekan penulis studi Yelena Kuznetsova menyimpulkan.
Secara keseluruhan, para ahli yang diinterview oleh media setuju dengan kesimpulan ini. Analis Finam Alexey Kalachev menekankan bahwa keberhasilan pengembangan ekonomi Eropa “sampai tingkat yang signifikan dipastikan” oleh sumber daya energi yang dapat diakses, termasuk yang berasal dari Rusia.
Sergey Grishunin, direktur pelaksana layanan pemeringkatan NRA, berpikir bahwa skenario terburuk dari penurunan produksi di UE “sangat tidak mungkin.” “Perusahaan akan ditutup secara bertahap. Ini akan diikuti oleh kenaikan harga pada produk mereka yang akan memungkinkan mereka untuk mempertahankan tingkat profitabilitas yang dapat diterima dari kapasitas yang tersisa,” jelasnya.
Untuk menstabilkan harga gas, pilihannya adalah mengurangi konsumsi atau meningkatkan pengiriman produk energi. Demikian diungkapkan oleh analis Finam Alexey Kovalev. Opsi pertama amat mustahil. Oleh karena itu, menurutnya, harga yang lebih rendah dari $600 per 1.000 meter kubik “tidak ada di cakrawala selama 2-3 tahun.” Kalachev berpikir bahwa perkembangan lebih lanjut ekonomi UE akan bergantung pada berapa lama putusnya hubungan ekonomi antara UE dan Rusia akan berlangsung. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"