KONTEKS.CO.ID – Warga AS diminta tinggalkan Rusia dimuat di artikel ini. Menyusul penangkapan jurnalisnya di Moskow, Pemerintah AS mendesak warganya segera meninggalkan Rusia.
Sejak era Perang Dingin, Evan Gershkovich adalah jurnalis pertama dari organisasi berita Amerika yang ditahan di Rusia karena dicurigai melakukan spionase. Karena itu, warga AS diminta tinggalkan Rusia.
Sekretaris Departemen Luar Negeri AS, Antony Blinken, Kamis, 29 Maret 2023, meminta warga Amerika yang tinggal di Rusia untuk segera meninggalkan negara itu.
Melalui Twitter, Blinken mengtakan, “Kami sangat prihatin atas pengumuman Rusia yang telah menahan seorang jurnalis warga AS. Prioritas tertinggi @StateDept adalah keselamatan dan keamanan warga AS di luar negeri. Jika Anda adalah warga negara AS yang tinggal atau berpergian di Rusia -tolong segera pergi.”
Pernyataan ini muncul setelah seorang reporter Amerika untuk Wall Street Journal (WSJ) Evan Gershkovich ditangkap di Rusia atas tuduhan spionase, menurut Al-Jazeera.
“Kami sangat prihatin atas penahanan seorang jurnalis warga AS yang dilaporkan secara luas oleh Rusia. Kami berhubungan dengan Wall Street Journal mengenai situasi ini. Setiap kali seorang warga negara AS ditahan di luar negeri, kami segera mencari konsuler akses, dan berusaha untuk memberikan semua dukungan yang sesuai,” tutur Blinken.
“Dalam istilah yang paling kuat, kami mengutuk upaya terus menerus Kremlin untuk mengintimidasi, menekan, dan menghukum wartawan dan suara masyarakat sipil,” tambah pernyataan itu.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, juga mengungkapkan keprihatinan atas penangkapan Evan Gershkovich di Rusia.
Dia juga menyatakan bahwa tadi malam, Gedung Putih dan Pejabat Departemen Luar Negeri berbicara dengan Gershkovich, pemilik Wall Street Journal.
“Pemerintah juga telah melakukan kontak dengan keluarganya. Selain itu, Departemen Luar Negeri telah berhubungan langsung dengan Pemerintah Rusia mengenai masalah ini, termasuk bekerja secara aktif untuk mengamankan akses konsuler ke Gershkovich,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih dalam sebuah tweet.
“Penargetan warga Amerika oleh pemerintah Rusia tidak dapat diterima. Kami mengutuk penahanan Gershkovich dengan sangat keras. Kami juga mengutuk penargetan dan penindasan terus-menerus oleh pemerintah Rusia terhadap jurnalis dan kebebasan pers,” tambahnya.
Dia juga menyatakan bahwa pemerintah AS harus mengindahkan peringatan untuk tidak bepergian ke Rusia.
“Warga negara AS yang tinggal atau bepergian di Rusia harus segera berangkat, seperti yang terus disarankan oleh Departemen Luar Negeri,” tweet Pierre.
WSJ dalam sebuah pernyataan mengatakan, “The Wall Street Journal sangat mengkhawatirkan keselamatan Gershkovich.”
Dinas Keamanan Federal (FSB), agen penerus KGB, mengatakan, reporter WSJ ditahan dari Kota Yekaterinburg di Pegunungan Ural saat dia diduga berusaha mendapatkan informasi rahasia.
Dalam sebuah pernyataan, FSB mengatakan, “Gershkovich bertindak atas instruksi pihak Amerika, mengumpulkan informasi yang merupakan rahasia negara tentang kegiatan salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia.”
FSB juga menuduh Gershkovich mengumpulkan informasi rahasia tentang aktivitas salah satu perusahaan di kompleks industri militer Rusia yang merupakan rahasia negara, menurut Al-Jazeera.
Media lokal menyatakan bahwa dia meliput perang di Ukraina dan kelompok tentara bayaran Wagner sebelum ditahan.
Penyebutan tanggal penangkapan tidak ada dalam pernyataannya, namun Gershkovich dapat dipenjara selama sekitar 20 tahun jika dia terbukti melakukan spionase.
Sejak Perang Dingin, dia adalah jurnalis pertama dari sebuah organisasi berita Amerika yang ditahan di Rusia karena dicurigai melakukan spionase, dan penahanannya terjadi pada saat keprihatinan internasional yang intens karena konflik di Ukraina.
Gershkovich meliput Rusia dan Ukraina dan sepatutnya diakreditasi sebagai jurnalis sebagai koresponden untuk kantor Moscow Wall Street Journal.
Penilaian terbarunya, yang dirilis minggu lalu, berkonsentrasi pada stagnasi ekonomi Rusia dalam menghadapi sanksi Barat.
The Wall Street Journal mempekerjakan Evan Gershkovich, 31, yang sebelumnya dipekerjakan oleh AFP di Moskow. Sebelumnya, dia bekerja sebagai reporter untuk The Moscow Times, menurut biografinya di Wall Street Journal. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"