KONTEKS.CO.ID – Swiss tinggalkan status netralnya setelah Komite kebijakan keamanan parlemen di Bern memberikan suara pada Selasa 24 januari untuk mengizinkan negara-negara pihak ketiga mengirimkan senjata buatan Swiss ke Ukraina.
Undang-undang Swiss saat ini melarang ekspor semacam itu ke negara-negara yang terlibat dalam konflik internasional. Dengan 14 suara mendukung dan 11 menentang, komite menyetujui mosi untuk mengubah Undang-Undang Material Perang, yang menjadikan swiss tinggalkan status netralnya.
Perubahan ini tidak lagi memerlukan deklarasi non-reekspor negara-negara UE yang ingin memasok senjata ke Kiev.
Mosi tersebut mengusulkan untuk menangguhkan persyaratan “dalam kasus di mana ada pelanggaran terhadap larangan internasional untuk menggunakan kekerasan, dan khususnya dalam kasus perang Rusia-Ukraina,” kata komite tersebut dalam sebuah pernyataan dan dilansir RT.
“Mayoritas komisi menganggap bahwa Swiss harus berkontribusi pada keamanan Eropa, yang memberikan bantuan yang lebih signifikan ke Ukraina,” tambah pernyataan itu.
Salah satu proposal melibatkan pencabutan deklarasi non-reekspor dalam kasus dua pertiga suara mayoritas di Majelis Umum PBB bahwa telah terjadi penggunaan kekuatan secara ilegal.
Yang lainnya, yang akhirnya lolos, membayangkan undang-undang darurat yang akan membatalkan persyaratan khusus untuk Ukraina, dalam kontes konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia, menurut AFP.
Perubahan tersebut harus diberlakukan “dengan cepat” dan tetap berlaku hingga akhir tahun 2025, menurut mosi tersebut. Pemerintah Swiss masih dapat memveto transfer senjata jika hal itu menimbulkan risiko “besar” terhadap kebijakan luar negeri Swiss. Mosi sekarang menuju ke parlemen penuh untuk pemungutan suara.
Menanggapi keberatan minoritas bahwa transfer semacam itu akan mengancam kenetralan tradisional Swiss, mayoritas mengatakan menganggap mosi tersebut sepenuhnya sesuai, “karena tidak mengizinkan ekspor langsung bahan perang ke daerah konflik.”
Rusia telah menyatakan bahwa Swiss kehilangan kenetralan tradisionalnya tahun lalu, ketika konfederasi Alpen bergabung dengan sanksi Uni Eropa terhadap Moskow atas konflik di Ukraina.
AS dan sekutunya memasok senjata, amunisi, dan peralatan senilai hampir $93 miliar ke Ukraina pada tahun 2022, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Spanyol telah mencoba mengirimkan amunisi 35 mm untuk senjata antipesawat Gepard buatan Jerman, sedangkan Denmark ingin mengirimkan sejumlah kendaraan lapis baja ringan Piranha III.
Karena keduanya buatan Swiss, Swiss telah memblokir ekspor mereka, Madrid mengungkapkan awal bulan ini. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"