KONTEKS.CO.ID – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Seperti Soeharto, kekuasaannya semakin otoriter ditengah perang yang meningkat di negara tersebut.
Langkah Zelensky Seperti Soeharto yang kekuasaannya semakin otoriter setelah Selasa, 11 Januari ia mengumumkan paspor Ukraina Viktor Medvedchuk, pemimpin Partai Platform Oposisi – Untuk Kehidupan yang dilarang, dan beberapa anggota parlemen oposisi saat ini dan mantan lainnya telah dicabut.
Partai ini merupakan saingan terbesar Partai Pelayan Rakyat yang dipimpin Zelensky.
Medvedchuk, Andrey Derkach, Taras Kozak dan Renat Kuzmin telah dicabut kewarganegaraan Ukraina mereka berdasarkan materi yang disiapkan oleh Dinas Keamanan (SBU) negara dan otoritas migrasi, dan sejalan dengan konstitusi. Demikian kata Zelensky sebagaimana dilaporkan RT.
“Jika anggota parlemen memilih untuk melayani bukan untuk rakyat Ukraina, tetapi para pembunuh yang datang ke Ukraina, maka kami akan bertindak sesuai dengan itu,” jelasnya. Hal ini menyiratkan bahwa politisi yang dicabut kewarganegaraannya telah bekerja dengan Rusia.
Medvedchuk menghabiskan berbulan-bulan dalam tahanan di Ukraina setelah ditangkap pada bulan April, tak lama setelah partainya – terbesar kedua di negara itu – dicap ilegal, bersama dengan selusin kelompok lain yang menentang otoritas Kiev.
Pria berusia 68 tahun itu sebelumnya didakwa melakukan pengkhianatan atas dugaan kolaborasinya dengan Rusia. Derkach, Kozak dan Kuzmin semuanya menghadapi tuduhan serupa.
Lawan Medvedchuk menuduhnya sebagai politisi pro-Rusia, yang dia bantah. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menjulukinya sebagai “nasionalis Ukraina.”
Medvedchuk dibebaskan pada bulan September sebagai bagian dari pertukaran tahanan besar antara Kiev dan Moskow. Pertukaran itu juga membuat 55 tentara Rusia dan Donbass kembali ke rumah, sementara Ukraina mendapatkan kembali 150 tentaranya, termasuk banyak pejuang yang tergabung dalam Batalyon Azov nasionalis yang terkenal, yang menyerah kepada pasukan Rusia selama pertempuran Mariupol.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Medvedchuk sendiri berperan aktif dalam mengatur pertukaran tahanan antara Ukraina dan wilayah Donetsk dan Lugansk.
Zelensky juga mencabut kewarganegaraan 13 imam dari Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) kanonik pada Desember lalu. Gereja itu berada di bawah Patriarkat Moskow. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"