KONTEKS.CO.ID – Presiden Kantor Federal untuk Perlindungan Radiasi Jerman, Inge Paulini menyerukan Jerman untuk mengumumkan persiapan keadaan darurat nuklir. “Perang di Ukraina telah menjelaskan bahwa kita harus dan tetap siap menghadapi berbagai macam keadaan darurat, seperti radiasi nuklir,” kata Paulini seperti dilansir Welt.de, Rabu 28 Desember.Â
Paulini menyebutkan, tidak seperti Jerman, negara-negara lain juga tidak akan menghentikan energi nuklir secara bertahap. Dan belum diketahui bagaimana persiapan menghadapi radiasi nuklir.
“Sebaliknya: banyak negara tetangga kita yang merencanakan pembangkit listrik baru,” kata Paulini. Namun, jika terjadi kemungkinan kecelakaan, radiasi tidak berhenti di perbatasan.
Paulini berkampanye agar Kantor Federal dilibatkan dalam Undang-Undang tentang Perlindungan Infrastruktur Kritis, yang saat ini sedang disusun oleh Kementerian Dalam Negeri.Â
Otoritasnya “jelas merupakan bagian dari infrastruktur penting di Jerman,” jelasnya. “Itu berarti pekerjaan kami sangat diperlukan bagi masyarakat.”
Menurut Kantor Federal untuk Perlindungan Radiasi, ia memiliki jaringan pengukur dengan sekitar 1.700 probe di seluruh Jerman yang mengukur paparan radiasi di Jerman sepanjang waktu.Â
Dalam keadaan darurat nuklir, pihak berwenang bertanggung jawab, antara lain, untuk membuat laporan situasi guna melindungi penduduk.
“Proteksi radiasi di banyak bidang kehidupan merupakan bagian penting dari transformasi ekonomi dan sosial yang sedang berlangsung – dan proteksi radiasi sangat penting untuk ketahanan, yaitu masyarakat yang tangguh,” kata Inge Paulini.
Kantor Federal untuk Perlindungan Radiasi menjelaskan mengenai skenario mana yang ada untuk kecelakaan nuklir dan bagaimana ini akan mempengaruhi lingkungan
Disebutkan, otoritas mana yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi jika terjadi krisis.
Dan juga penjelasan mengapa tablet yodium didistribusikan jika terjadi kecelakaan nuklir , tetapi tidak oleh warga negara jika diminum pada waktu yang salah atau diberi dosis yang salah. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"