KONTEKS.CO.ID – Bus tanpa sopir tengah diuji coba pemerintah Israel di pinggiran kota Tel Aviv. Rencananya pada 2024 jika ujicoba ini sukses, akan diterapkan diseluruh negeri.
Itulah di antara banyak tantangan yang menunggu orang Israel pada tahun 2024, ketika pemerintah memulai program percontohan bus tanpa sopir ini dengan anggaran NIS 61 juta ($17,7 juta) atau sekitar Rp263 Miliar.
Empat perusahaan bus Israel dan beberapa perusahaan teknologi internasional akan meneliti bagaimana kendaraan tanpa pengemudi dapat diintegrasikan ke dalam sistem transportasi umum perkotaan.
Bus otonom atau bus tanpa sopir sudah digunakan dalam kapasitas terbatas di kampus rumah sakit di Israel dan di Uni Emirat Arab di Pulau Yas, tempat Grand Prix Abu Dhabi. Qatar awalnya berencana menyiapkan bus tanpa pengemudi Volkswagen untuk Piala Dunia, namun inisiatif tersebut tidak berjalan dengan baik.
Tapi akan ada kerepotan, yakni tidak ada pengemudi untuk bertanya.
Hingga saat ini, bus umum tanpa sopir dianggap sebagai hal baru. Dubai, ibu kota Qatar, Doha, dan banyak kota lain di dunia memiliki sistem kereta metro otonom, yang lebih mudah dijalankan karena beroperasi di jalur yang telah ditentukan sendiri.
Tetapi akan menjadi hal menantang jika bus otonom ini melaju di jalan-jalan kota biasa yang penuh sesak dengan kendaraan lain, pejalan kaki, dan pengendara sepeda, yang semuanya berperilaku tidak terduga.
Ketika teknologi dan sensor untuk kendaraan otonom kualitasnya meningkat dan semakin murah, maka akan semakin banyak kota yang menjajaki opsi untuk menggunakan bus tanpa pengemudi sebagai bagian dari jaringan transportasi yang ada.
“Kami memahami bahwa masa depan mengarah ke sana, dan kami perlu memiliki visi,” kata Nir Ron, kepala inovasi di perusahaan bus Egged Israel, kepada The Circuit.
“Teknologinya sudah ada, ini tentang mengintegrasikannya agar berfungsi untuk transportasi umum.”
Ron mencatat ada juga kekurangan pengemudi bus di seluruh dunia dan perusahaan semakin sulit merekrut pengemudi baru, sebuah tantangan yang dapat diatasi sebagian dengan bus otomatis.
Egged dan tiga jalur bus Israel lainnya — Dan, Metropolin, dan Nateev Express — telah menandatangani kontrak percontohan dan akan bekerja dengan Karsan dari Turki, Adastec dari San Francisco, Otonomi Terapan dari Norwegia dan EasyMile – Navya, keduanya dari Prancis. Pemerintah Israel mendanai setengah dari program percontohan dua tahun. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"